BKSDA Kalbar kembali melepasliarkan dua individu orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii) bersama Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum yang didukung Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang.
Pelepasliaran pada 21 Februari 2023 ini dilaksanakan di Sungai Rungun, Sub Das Mendalam SPTN Wilayah III Padua Mendalam, Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Kedamin.
Orangutan “Rocky” (Jantan, 10 tahun) dan “Dora” (Betina, 9 tahun) merupakan satwa hasil penyerahan masyarakat ke BKSDA Kalbar SKW II Sintang pada tahun 2015.
“Rocky” berasal wilayah Kecamatan Parindu Kabupaten Sanggau yang saat diserahkan berusia 3 tahun. Sedangkan “Dora” berasal dari Desa Sosok, Kecamatan Tayan Hulu Kabupaten Sanggau dan pada saat penyerahan berusia sekitar 2 tahun.
Kedua orangutan telah menjalani proses rehabilitasi hampir 8 tahun sampai siap untuk dilepasliarkan pada pelepasliaran kemarin.
Kepala BKSDA Kalbar, RM Wiwied Widodo dalam sambutannya mengapresiasi kepada semua pihak yang telah bekerja keras dalam upaya pelestarian orangutan mulai dari rescue, rehabilitasi sampai dengan pelepasliaran yang berjalan secara baik dan benar sesuai prosedur.
Pelepasliaran ini merupakan kegiatan pelepasliaran tahap ke-11 dengan total 25 individu yang telah dilepasliarkan.
Kepala Balai Besar TN Betung Kerihun dan Danau Sentarum, Wahyu Rudianto menyampaikan bahwa Sub DAS Mendalam seluas 25.639,15 Ha merupakan kawasan yang mempunyai daya dukung yang baik dalam kesesuaian habitat maupun ketersediaan pakannya.
"Selama program pelepasliaran orangutan di kawasan TN Betung Kerihun, sampai saat ini sdh tercatat dua individu orangutan yang telah berkembang biak. Ini membuktikan bahwa kawasan ini layak bagi kehidupan mereka” imbuhnya.
Selesai proses pelepasliaran, tim gabungan akan memonitoring untuk memastikan orangutan yang dilepasliarkan bisa beradaptasi dan bertahan hidup di alam liar.
#sobatbksdakalbar, apa yang telah dilakukan @bksda_kalbar @bbtn_bentarum @sintangorangutancenter menjadi bukti kerja serius pemerintah dalam melestarikan satwa endemik Kalimantan.