Tunjung yang berarti Bunga Teratai, dan Kirana dalam bahasa sansekerta yang berarti kecantikan yang bersinar, jadi nama Tunjung Kirana ini terispirasi dari Bunga Teratai yang hidup dan tumbuh sangatlah mekar di sebuah rawa-rawa atau kolam dengan perairan yang sangat tenang, dimana mekarnya bunga ini sangat lah cantik dan bersinar, seperti bentuk dari bunga ini yang memiliki banyak warna , yaitu warna putih, biru, merah, dan merah muda, warnanya sangat lah indah dan cantik, terdapat banyak warna warni yang menghiasi sebuah rawa tersebut, keharuman dan keanggunanya sehingga membuat orang yang melihatnya menjadi tertarik ingin memetik atau memiliki bunga tersebut, sang penata mentransformasikanya ke dalam bentuk garapan komposisi musik tari dengan media ungkap gamelan semar pegulingan, teknik garap dalam karya ini tentunya berisikan alunan melodi yang sangat harmonis dengan perpapaduan antara melodi dan ritme berisikan kotekan gangsa dan reong, dalam garapan ini sang penata mengfungsikanya vokal sepenuhnya kepada gerong wanita untuk memperindah nuansa harmonis dan suasana yang diinginkan, sehingga terwujud lah garapan musik tari yang berjudul Tunjung Kirana.
Penata Karawitan : Dwi Marta Adi Suryantara
Pendukung Karya : Gandara Bali dan Seniman Polos
Penata Vokal : Buk Nik Suasti
Gerong : April, Tutik, Fitri
Audio : Soacra Music
Kamera : Adi Wiguna