KHP Kridhomardowo Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat pada kesempatan ini menyajikan Gendhing Pahargyan atau gendhing-gendhing yang sering dibunyikan pada prosesi upacara adat, perayaan, atau acara-acara jamuan di dalam Keraton Yogyakarta.
Gendhing Branta Asmara Laras Slendro Pathet Sanga, Kendhangan Ladrang, Kendhang Kalih merupakan salah satu Gendhing Pahargyan yang dibunyikan pada saat upacara Midodareni, yaitu upacara sebelum ijab kabul. Upacara ini dilakukan pada malam hari sekitar pukul 19.00 di Bangsal Kasatriyan Keraton Yogyakarta. Pada saat gendhing ini dibunyikan, calon pengantin pria beserta rombongan telah hadir di Bangsal Kasatriyan. Beberapa saat kemudian, Sri Sultan beserta permaisuri berkenan hadir untuk melakukan ramah tamah dengan calon mempelai pria beserta keluarga besar.
Dalam acara ramah tamah tersebut, Gendhing Branta Asmara disajikan sebagai tanda bahwa malam itu adalah malam yang penuh doa permohonan kepada Tuhan, agar jalannya rangkaian upacara pernikahan diberi kelancaran dan keselamatan. Kata “Branta Asmara” berarti penggambaran suasana hati calon pengantin yang sedang jatuh cinta dan bertekad menjalin ikatan perkawinan menuju hidup yang bahagia. Gendhing ini disajikan secara Uyon-Uyon Alusan Irama II, lengkap dengan gerong dan pesindhen.