Halo, Teman Baca semua!
Pada Teman Ulas kali ini kami mendiskusikan novel berlatar (budaya dan geografis) NTT berjudul "Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam" yang ditulis oleh Dian Purnomo. Hadir sebagai pengulas: Hilwa Uhibbukifillah dan Julkhaidir RL, dimoderatori oleh Putu Wistika Tresnanda Gandhy. Ketiga-tiganya adalah anggota Komunitas Teman Baca.
Kedua pengulas sama-sama memberi perhatian pada aspek wacana perempuan dan kekerasan seksual dalam novel ini. Hanya saja Julkhaidir RL dapat memberikan sedikit detail informasi terkait budaya yang diceritakan dalam novel ini: kawin tangkap. Ini dimungkinkan karena Jul, panggilan akrabnya, adalah warga asli NTT, meskipun bukan dari daerah Sumba, daerah yang jadi latar cerita novel ini.
Namun, Fillah sendiri memberi perpspektif yang menarik terkait isi novel ini: isu feminisme dan perkara patriarki. Dia mengaku kalau novel ini pernah jadi bahan tugas kuliahnya. Fillah beberapa kali mengutip beberapa kutipan menarik di dalam novel yang membawa perasaan haru pada para peserta diskusi.
Kedua pengulas juga senada saat mengurai kekurangan dan kelebihan novel ini. Menurut mereka berdua, novel ini banyak sekali kelebihannya. Hanya saja, menurut salah satu dari mereka, kekurangaannya terletak pada tempo yang relatif cepat pada setiap bab. Katanya, ini bisa jadi tidak memuaskan bagi pembaca yang menikmati cerita detail dan 'lambat'.
Di atas semua itu, novel ini dianggap penting untuk mendiskusikan wacana perempuan dengan segala masalah yang melingkupinya. "Saya jadi tertarik untuk membaca buku ini setelah mendengar ulasan dari para pengulas," kata seorang peserta.
Lebih detailnya, silakan teman-teman simak sampai selesai ya. Diskusinya cukup seru!
Sampai jumpa di Teman Ulas berikutnya.
#temanulas #perempuanyangmenangiskepadabulanhitam #temanbaca #banyaktemanbanyakbaca