SEJARAH SA'I DI BUKIT SOFA & MARWA | IBADAH UMRAH MAKKAH AL MUKARRAMAH

Shafa dan Marwah bukanlah nama yang asing bagi umat Muslim di seluruh dunia. Keduanya merupakan bukit yang terletak di area Masjidil Haram, Kota Mekkah, Arab Saudi. Bukit Shafa dan Marwah ini juga dikenal sebagai lokasi untuk melaksaanakan ibadah sa’i dalam ritual ibadah haji maupun umroh.
Bukit Shafa dan Marwah merupakan tempat suci dan bersejarah bagi umat Islam. Sejarah terbentuknya Bukit Shafa dan Marwah ini juga dijelaskan di berbagai buku, hadist, hingga Al-Qur’an. Kedua bukit tersebut erat kaitannya dengan kisah Nabi Ismail.
Lebih lengkap mengenai Bukit Shafa dan Marwah, Sahabat dapat menyimak beberapa informasi terkait sejarah hingga pengertian sa’i, ibadah yang masuk dalam rangkaian ibadah haji atau umroh.
Sejarah Bukit Shafa dan Marwah
Bukit Shafa dan Marwah merupakan dua bukit yang terletak di area Masjidil Haram, Mekkah. Kedua bukit ini adalah tempat melaksanakan ibadah sa'i dalam ritual ibadah haji dan umroh. Nama Shafa dan Marwah adalah syiar-syiar Allah dan merupakan dua tempat yang bersejarah dan mempunyai kisah yang penuh hikmah bagi umat Muslim.
Terbentuknya Bukit Shafa dan Marwah ini juga memiliki sejarahnya sendiri. Kedua bukit tersebut erat kaitannya dengan kisah Nabi Ismail AS yang merupakan putra dari Nabi Ibrahim AS, sang ibu Siti Hajar, serta kemunculan sumur zamzam.
Dalam sejarahnya, disebutkan bahwa Bukit Shafa dan Marwah ini berawal dari Nabi Ibrahim AS yang diperintah oleh Allah SWT untuk meninggalkan istrinya, Siti Hajar, di gurun pasir bersama dengan puteranya Nabi Ismail AS yang masih bayi. Anak dan istri Nabi Ibrahim tersebut ditinggalkan dengan perbekalan seadanya sebagai ujian bagi keimanannya.
Pada saat perbekalan habis, Siti Hajar kemudian mencari bantuan. la pun terpaksa meninggalkan bayinya di tanah dengan harapan agar dapat memperoleh air. Siti Hajar kemudian mendaki bukit yang terdekat, yaitu Bukit Shafa. Di sana, Siti Hajar melihat barangkali saja ada pertolongan atau air di dekat sana.
Pada saat itu ia tidak melihat siapapun di sana. Maka Siti Hajar pun pindah ke bukit lainnya, yaitu Bukit Marwah. Ia pergi ke Bukit Marwah agar bisa melihat ke tempat yang lebih luas. Sayangnya, dari bukit itu pun tidak tampak apa yang dicarinya sehingga ia terus bolak-balik sambil berlari di atas panasnya gurun pasir sampai tujuh kali.
Saat ia kembali ke Nabi Ismail, Siti Hajar melihat air telah memancar dari tanah di dekat kaki bayinya yang sedang menangis itu. Saat melihat air yang memancar, Siti Hajar menampungnya dalam pasir dan batu.
Air yang terus mengalir itu kemudian diberi nama “Zamzam” yang artinya "berhentilah mengalir.” Zamzam merupakan ungkapan yang diucapkan berulang-ulang oleh Siti Hajar saat berupaya untuk menampung air itu. Umat Islam percaya bahwa pada saat itu Allah SWT telah mengutus Malaikat Jibril untuk memunculkan air di sana.
Seiring dengan kemunculan mata air itu, daerah di sekitar Bukit Shafa dan Marwah kemudian berubah menjadi sumur zamzam. Sumur zamzam itu kemudian dijadikan tempat beristirahat bagi para kafilah. Selanjutnya, sumur zamzam itu berkembang menjadi Kota Mekkah tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Bukit Shafa dan Marwah itulah yang menjadi tempat dimulainya ritual sa'i. Letaknya kurang-lebih setengah mil dari Ka'bah. Bukit Marwah terletak sekitar 100 yard dari Ka'bah. Sementara jarak antara Bukit Shafa dan Marwah sekitar 450 meter. Dengan jarak itu, perjalanan bolak-balik sebanyak tujuh kali antara Bukit Shafa dan Marwah berjumlah kurang lebih 3,15 kilometer. Kedua tempat itu dan jalan di antaranya sekarang berada di dalam bagian Masjidil Haram.
Bukit Shafa dan Marwah juga disebut dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 158 yang berbunyi:
"Sesungguhnya Shofa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitulloh atau berumroh, maka tiada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui." (Q.S. Al-Baqarah:158)
Ibadah Sa’i di Bukit Shafa dan Marwah
Perintah untuk melaksanakan sa’i dalam rangkaian ibadah haji maupun umroh tercantum dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 158 tadi. Sa’i dimaksudkan untuk memperingati peristiwa pencarian air oleh Siti Hajar yang atas kemurahan Allah SWT terkabullah doa-donya.
Sa’i sendiri didefinisikan sebagai ‘pencarian’. Sementara dalam praktiknya, ibadah sa’i ini digambarkan sebagai berlari dan tergesa-gesa layaknya Siti Hajar yang tengah mencari air dan bantuan di antara Bukit Shafa dan Marwah ketika ritual sa’i ini dimulai. Sebaliknya, jamaah haji maupun umroh akan berperan sebagai Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS ketika melakukan thawaf aau mengelilingi Ka’bah.

Пікірлер

    Келесі