Perbincangan Pemikiran Arsitektur - Eko Prawoto
Perbincangan pemikiran arsitektur bersama Eko Prawoto. Diproduksi oleh Rumah Seni Cemeti.
Lahir di Yogyakarta, 1959. Eko Agus Prawoto merupakan seorang arsitek. Pertemuan akrabnya dengan dunia kesenian sudah muncul sejak ia duduk di bangku SMA. Waktu itu ia sering mengunjungi pameran-pameran seni rupa di Yogyakarta. Setelah tamat SMA, ia memutuskan untuk melanjutkan studi di jurusan Teknik Arsitektur, Universitas Gadjah Mada pada 1982. Tetap konsisten dengan ilmu arsitekturnya, ia melanjutkan studi S2 (Master of Architecture) di Berlage Institute, Belanda dan lulus pada 1993. Eko merasa bahwa arsitektur dan seni rupa memiliki kesamaan dalam hal eksplorasi imajinasi untuk seorang seniman berkarya. Perasaan tersebut betul-betul ia tuangkan dalam kekaryaannya. Ia mencoba mengkolaborasikan keindahan seni rupa ke dalam pola arsitektur sebuah bangunan. Pada 1999, ia menggelar pameran arsitektur tentang kota dengan tajuk “Cities on the Move” di beberapa kota, yakni London, Helsinski, dan Wina. Selanjutnya ia mengadakan pameran di Guang Zhou, China pada 2002. Tahun berikutnya, masih dengan topik arsitektur, ia menggelar pameran instalasi di Italia dalam Art Event.
Seniman yang terinspirasi dari lanskap kampung-kampung di Italia ini cenderung membuat rancangan desain yang ekologis (eco design). Selain dalam hal penataan ruang, ia juga sangat menonjolkan elemen dekorasi tektonik, menekankan struktur dari bentuk konstruksi yang digunakan. Hal lain yang tak kalah penting adalah bahwa dalam merancang desain bangunan, Eko tidak hanya mementingkan komposisi siap jual, tetapi juga kesesuaian rancangan bangunan dengan kepribadian orang atau kolektif yang akan menghuninya
Pendiri Eko Prawoto Architecture Workshop ini adalah seniman yang merancang desain Cemeti Art House. Dan karena itu, ia memperoleh penghargaan IAI. Karya-karyanya yang lain adalah Gereja Kristen Indonesia Sokaraja (1994-1995), Mella Jaarsma & Nindityo House, Yogyakarta (1995), Butet Kartaredjasa House, Yogyakarta (2001-2002), House for Ning, Yogyakarta(2002), House for Jeanie & Lantip (2003-3004), Kafe d’Jendelo & Rumah Djaduk Ferianto, Yogyakarta; Art of Bamboo, Viavia Café, Langgeng Art Gallery (2010) di Magelang; Cafe and Gallery for Unesco di Magelang; dan Talaga Sampireun Ancol di Jakarta.
Tim Video: Jompet, Chandra Hutagaol, Ragil Binsar, Ananto Prasetyo, Teguh Santosa, dan Yennu Ariendra. Dibuat tahun 2009.
Пікірлер: 19
MasyaAllah....trm ksh utk ilmu yg sangat insightful dlm konten ini...Ber-Arsitektur tidak hanya terkait dengan struktur dan bangunan namun sebaiknya terkait erat dengan nilai2 dan budaya2 setempat yang tidak boleh ditinggalkan berdasarkan pengalaman & pemikiran yg berkelanjutan, sehingga rumah bs menjadi tempat untuk jiwa yg menempatinya dan memberikan manfaat bagi lingkungan di sekitarnya. Suwun Pak Eko...🙂🙏🏻
Berarsitektur menyatu dg alam dan bersosialisasi dg lingkungan...
Sangat luar biasa konten dlm video ini. Sebuah pemikiran mengenai arsitektur yg tdk lepas dengan nilai2 kehidupan dan budaya, sosial, etika, bertetangga, dll. Matur nuwun ilmunya.
Salut dgn pak eko prawoto
Selamat jalan Pak Eko. Terimakasih Ilmunya.
menurut saya, 18:31 menjadi titik penting ciri khas pak eko prawoto dalam berarsitektur jikalau dibandingkan dengan guru beliau, romo mangunwijaya (meskipun romo tetap mengakomodasi material lokal). common value yang beliau berdua ingin ajarkan adalah bagaimana kontribusi positif arsitektur bagi masyarakat. selamat jalan 🥀
Sehat terus pak Ekooo...
RIP Pak Eko Prawoto. GBU
Terima kasih admin. Ternyata membuat rumah perlu didahului dengan filosofi. Izin download.
Terimakasih untuk wawasannya
Salut untuk pa Eko...!!
Bermanfaat👍
Hadir Arsitektur unimal
tjakep nih. juga penjelasan mas butet :)
Ini chanelnya sebenere bagus, kontennya original ndak si? Kok sedikit viewer e?
👍
06:27