Panca Sembah atau Kramaning Sembah | Bali Wonderful

Panca Sembah atau Kramaning Sembah | Bali Wonderful
Panca Sembah juga disebut dengan Kramaning Sembah. Mantra panca sembah atau kramaning sembah adalah Mantra yang diucapkan setelah melaksanakan Puja Tri Sandya.
Hal pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan Panca Sembah atau Kramaning Sembah adalah menyiapkan bunga, kwangen dan dupa.
Bunga dan Kwangen adalah lambang kesucian supaya diusahakan bunga yang segar, bersih dan harum. Jika dalam persembahyangan tidak ada kwangen dapat diganti dengan bunga. Tidak di benarkan menggunakan canang, sebab canang di buat dari beberapa komponen termasuk porosan dan bunga dan yang lainnya merupakan persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi. Tidak patut apabila canang di taruh dibawah dan jadi tatakan bunga untuk sembahyang.
Dupa adalah simbul Sanghyang Agni, saksi dan pengantar sembah kita kepada Sanghyang Widhi. Setiap yadnya dan pemujaan tidak luput dari penggunaan api. Hendaknya ditaruh sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan teman-teman disebelah.
Selanjutnya dengan melakukan permohonan tirtha suci bagi seluruh peserta yang hadir. Tirtha suci adalah tirtha penglukatan, yaitu pensucian diri manusia dengan cara dipercikan air oleh pemangku sebanyak tiga kali. Setelah selesai, selanjutnya adalah mensucikan bunga, kwangen dan dupa yang akan di pakai untuk sebahyang.
Mantram mensucikan bunga:
Om, puspadanta ya namah.
Artinya:
Oh Hyang Widhi, sucikanlah bunga ini.
Mantram mensucikan dupa:
Om, ang dupa dipastra ya namah.
Artinya:
Oh Hyang Widhi, hamba persembahkan dupa ini.
Selanjutnya persembahyangan dengan panca sembah atau kramaning sembah.
1. Sembah Pertama
Sembah pertama yaitu dengan tangan kosong (sembah puyung). Cakupkan tangan kosong lalu pusatkan pikiran dan ucapkan mantram ini:
"Om àtmà tattwàtmà sùddha màm swàha"
Artinya:
Oh Hyang Widhi, atma atau jiwa dan kebenaran, bersihkanlah hamba.
2. Sembah Kedua
Sembahyang dengan bunga, ditunjukan kepada Hyang Widhi dalam wujudNya sebagai Hyang Surya atau Siwa Aditya. Ucapkan mantram:
"Om Adityasyà param jyoti
rakta tejo namo stute
sweta pankaja madhyastha
bhàskaràya namo stute"
Artinya:
Oh Hyang Widhi, Sinar Hyang Surya Yang Maha Hebat. Engkau bersinar merah, hamba memuja Engkau. Hyang Surya yang berstana di tengah-tengah teratai putih. Hamba memuja Engkau yang menciptakan sinar matahari berkilauan.
3. Sembah Ketiga
Sembahyang dengan kwangen. Bila tidak ada, yang dipakai adalah bunga. Sembahyang ini ditujukan kepada Istadewata pada hari dan tempat persembahyangan itu. Istadewata ini adalah Dewata yang diinginkan kehadiranNya pada waktu memuja. Istadewata adalah perwujudan Tuhan Yang Maha Esa dalam berbagai wujudNya. Jadi mantramnya bisa berbeda-beda tergantung di mana dan 'kapan bersembahyang. Mantram di bawah ini adalah mantram umum yang biasanya dipakai saat Purnama atau Tilem atau di Pura Kahyangan Jagat:
"Om nama dewa adhisthanàya
sarwa wyapi wai siwàya
padmàsana eka pratisthàya
ardhanareswaryai namo namah"
Artinya:
Oh Hyang Widhi, kepada dewata yang bersemayam pada tempat yang luhur, kepada Hyang Siwa yang berada di mana-mana, kepada dewata yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai disuatu tempat, kepada Ardhanareswari hamba memuja.
4. Sembah Keempat
Sembahyang dengan bunga atau kawangen untuk memohon waranugraha kepada Sang Hyang Samodaya. Mantramnya:
"Om anugraha manoharam
dewa dattà nugrahaka
arcanam sarwà pùjanam
namah sarwà nugrahaka
Dewa-dewi mahàsiddhi
yajñanya nirmalàtmaka
laksmi siddhisça dirghàyuh
nirwighna sukha wrddisca"
Artinya:
Oh Hyang Widhi, Engkau yang menarik hati pemberi anugrah, anugrah pemberian Dewata, pujaan segala pujaan, hamba memujaMu sebagai pemberi segala anugrah. Kemahasiddhian pada Dewa dan Dewi berwujud 'jadnya suci: kebahagiaan, kesempurnaan, panjang umur, bebas dari rintangan, kegembiraan dan kemajuan rohani dan jasmani.
5. Sembah Kelima
Sembahyang dengan cakupan tangan kosong, persis seperti sembah yang pertama. Cuma sekarang ini sebagai penutup. Mantramnya:
"Om Dewa suksma paramà cintyàya nama swàha.
Artinya:
Oh Hyang Widhi, hamba memujamu Engkau Dewata yang tidak terpikirkan, maha tinggi dan maha gaib.
Setelah persembahyangan selesai dilanjutkan dengan mohon tirtha dan bija.
DOA MEMASANG BIJA :
menempelkan bija di dahi:
Om sriyam bhawantu
Artinya:
Oh Hyang Widhi, semoga kebahagiaan selalu hamba peroleh.
Menempelkan bija dibawah tenggorokan:
Om sukham bhawantu
Artinya:
Oh Hyang Widhi, semoga kesenangan selalu hamba peroleh.
Menelan bija:
Om purnam bhawantu, om kesama sampurnam ya namah swaha
Artinya:
Oh Hyang Widhi, semoga kesempurnaan meliputi hamba.
Oh Hyang Widhi, semoga semuanya menjadi bertambah sempurna.
Setelah semua peserta yang hadir sudah mendapat tirtha dan bija, di lanjutkan dengan paramasantih, sebagai tanda bahwa rangkaian persembahyangan telah selesai.
Mantramnya:
Om Sàntih, Sàntih, Sàntih, Om"
Artinya:
Oh Hyang Widhi, anugerahkan kepada hamba kedamaian, damai di hati, damai di dunia, damai selamanya.

Пікірлер: 14

  • @SumertaWayan-cw8ey
    @SumertaWayan-cw8eyАй бұрын

    Rahayu

  • @user-yo6em9sk6r
    @user-yo6em9sk6rАй бұрын

    Rahayu🙏

  • @komanggenh3899
    @komanggenh3899Ай бұрын

    Rahayu Rahayu sareng sami

  • @TheKetota
    @TheKetotaАй бұрын

    Salam Rahayu umat sedharma

  • @user-jb4wj5yw4f
    @user-jb4wj5yw4fАй бұрын

    🙏🙏🙏

  • @ketutnayradivayanti8946
    @ketutnayradivayanti8946Ай бұрын

    Dumogi Rahayu umat HINDU sedarma dan alam semesta🙏🙏🙏🥰

  • @yuniwidya2544
    @yuniwidya2544Ай бұрын

    Rahayu ... dalam kehendak Sang Otoritas Semesta Alam

  • @agungnila6503
    @agungnila6503Ай бұрын

    Rahayu....sami❤❤❤

  • @pithamaha705
    @pithamaha705Ай бұрын

    Kitab kalisantarana Upanisad mengatakan.. kitab Narada-pancatatra menambahkan, "semua mantra dan proses keinsafan jati diri telah terkandung di dalam maha-mantra Hare Krishna," kata Krishna berarti "yang maha-memikat", kata Rama berarti "yang maha membahagiakan", dan kata Hare adalah pangilan kepada Zat, energi bhakti Tuhan. Jadi maha mantra berarti ,"Oh Tuhan yang maha-memikat dan maha-membahagiakan, mohon menyibukkan hamba dalam bhakti kepada-Mu."..

  • @DayuMarini-dn5tt
    @DayuMarini-dn5ttАй бұрын

    Rhyu

  • @pithamaha705
    @pithamaha705Ай бұрын

    Kitab kalisantarana Upanisad mengatakan Maha mantra Hare Krsna.. Dengan mengucapkan maha-mantra ini maka seseorang akan mencapai keadaan terbebas dari kelahiran dan kematian, yakni moksa yang disebut salokya; tinggal dalam satu planet bersama Tuhan Yang Maha Esa, samepya; tinggal sebagai sahabat karib Tuhan Yang Maha Esa, sarupya; memperoleh bentuk serupa dengan Tuhan Yang Maha Esa, sayujya; menyatu dengan brahmajyoti---cahaya Tuhan Yang Maha Esa.....

  • @WayanTirka-ce2ms

    @WayanTirka-ce2ms

    15 күн бұрын

    Kok Hare Krisna

  • @m-dc5083

    @m-dc5083

    14 күн бұрын

    Inggih patut nike bro ! Memuja Tuhan Sri Krsna , Tuhan yang Maha Esa / Brahman tertinggi / Sanatana dharma yg tertinggi ( Kesadaran Tuhan ) , Karena Tuhan pusat kebahagiaan rohani ( kekal , penuh pengetahuan dan kebahagiaan ) , memuja Nirguna Brahman sulit mencapai pembebasan setelah kematian ( setelah roh meninggalkan badan ). Meskipun memuja nirguna Brahma ( Tuhan tak terwujud )tidak juga disalahkan , jadi.orang hanya memilih aspek ketuhanan yg dipuja . Tapi orang yg mendalami kerohanian lebih tertarik memuja Tuhan terwujud " Saguna Brahman yaitu Tuhan Krsna /Tuhan yang Maha Esa berkepribadian Krsna . karena beliau yang akan langsung memberikan pembebasan ,sehingga roh tidak menumitis kembali ke dunia ( mercapada ini ). Karena kehidupan di dunia identik dengan penderitaan ( ada siklus kelahiran dan kematian ) dan terikat kuat manusia dengan sifat2 alam material ( kebaikan ,nafsu dan kebodohan )

  • @user-ve1xz7yy4z
    @user-ve1xz7yy4zАй бұрын

    Rahayu