Misteri Kitab Kuno Nusantara

Indonesia, adalah negara terkaya di dunia, bahkan seluruh kesuburan tanah di Eropa jika dikumpul tak akan menyamai kesuburan di tanah Jawa.”
Petikan kalimat di atas terdapat dalam naskah kuno “Babad Tanah Jawi”. Di situ, ada kesaksian Belanda sebagai negara penjajah tentang Indonesia yang “Gemah Ripah Loh Jinawi”.
Naskah “Babad Tanah Jawi” merupakan salah satu naskah kuno tahun 1700-an mengenai sejarah Indonesia yang kini awet tersimpan di tanah air. Sayang, tidak banyak naskah kuno yang bernasib baik seperti “Babad Tanah Jawi”.
Nenek moyang kita sebelum ditemukannya mesin ketik, komputer, dan internet seperti sekarang, mendokumentasikan peristiwa, ilmu, dan falsafah hidup mereka dalam bentuk naskah yang kita sebut sebagai manuskrip. Manuskrip-manuskrip ini biasanya ditulis dalam aksara kuno sesuai asal wilayah masing-masing. Ada yang ditulis menggunakan huruf Jawa Hanacaraka, menggunakan aksara Batak, aksara Sunda, dan masih banyak lagi.
Sumber :
tirto.id
Kompasiana.com
Laduni.id

Пікірлер: 2

  • @samsurijal1169
    @samsurijal116911 ай бұрын

    Manuskrip2 yg di boyong k luar negri pasti sangat berharga. Penuh makna dan ilmu pengetahuan tetunya. Sangat tidak mungkin sesuatu yg TIDAK BERHARGA mesti museum yg dijadikan sbg wadah penyimpanannya. Belanda itu rakus, bukan cuma hanya kekayaan harta dan benda yg dia rampas, namun termasuk ilmu pengetahuan mengenai latar belakang sejarah suatu bangsa ikut mereka rampok dan disembunyikan. Mereka pasti punya tujuan besar dengan cara merampas, mencuri, menyimpan, bahkan membeli dgn harga tinggi manuskrip2 kuno tersebut. Oleh karenanya perlu menjadi kehati-hatian bila mendapatkan info sejarah yg diperoleh dari orang Belanda dan antek2nya tentang makna dari menuskrip2 kuno yg tersimpan di Belanda, jangan langsung menelannya mentah2. Bisa saja info tersebut dibelokan dari makna yg sesungguhnya. Perampok tetaplah perampok. Perampok tidak mungkin mengembalikan harta rampokannya secara utuh kepada pemiliknya. Catatan penting, walaupun mereka telah melakukan proses penghilangan jatidiri bangsa Indonesia dengan cara mencuri dan merampok manuskrip2 kuno yg nenek moyang kita miliki. Namun ada DUA hal penting yg tidak akan mampu dirampas, dicuri, dibawa dan dibeli oleh siapapun. Yakni, 1. Adat budaya yg tetap melekat pada masyarakatnya. 2. Penamaan2 suatu daerah, tempat atau wilayah. Sebab menurut penelitian sy pribadi, penamaan suatu tempat atau wilayah dapat diketahui makna sejarahnya jika dilihat dan diteliti dari jenis kata dan bahasanya. Lebih tepatnya dapat dikatakan, hampir semua penamaan diberbagai tempat di Nusantara (AntarNusa) terkhusus di Bekasi, nama2 wilayah tersebut BERCERITA TENTANG DIRINYA berdasarkan makna kata dan bahasa yg melekat didalamnya. Sehingga berhati-hatilah dalam menuliskan huruf2 yg ada dalam kata suatu tempat atau wilayah, jika 'salah' satu hurup saja dalam penulisannya, apalagi sampai mengganti atau menghilangkan salah satu dari hurup tersebut (tanpa alasan benar) maka akan dapat tersesat jauh dari makna sejarah yg tersimpan. Oleh karenanya pula, kalo sudah menyangkut penamaan suatu tempat atau wilayah, jangan asal tulis dan jangan asal mungucapkan, namun harus benar2 tepat dan akurat. Harus melibatkan Pribumi (bukan Belanda). Pribumi adalah penduduk asli, lawan kata pribumi adalah BELANDA/PENDATANG (bukan non pribumi). Belanda asal katanya adalah LANDA artinya DATANG. BERLANDA artinya Berdatangan atau berkunjung. Dari BERLANDA berubah penyebutannya menjadi BELANDA. Sebagaimana BERKASIH berubah menjadi BEKASIH lalu berubah menjadi BEKASI (tanpa hurup H diakhir kata) maknanya saling mengasihi atau silih asih, bukan bermakna bagian bulan.

  • @gopangning6600
    @gopangning66003 ай бұрын

    Indonesia atlantis mungkin kali ye