Mengapa Kerajaan Majapahit Hilang Tak Berbekas? Ini Analisis Cak Nun

Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan terbesar di Tanah Jawa yang kekuasaannya meluas hingga Asia Tenggara. Namun, yang menjadi pertanyaan banyak sejarawan, amat sedikit sekali peninggalan atau situs-situs yang menunjukan kebesaran Kerajaan Majapahit.
Sebelum memberikan pandangannya terkait penyebab hilangnya situs-situs Kerajaan Majapahit, Cak Nun mengajak para akademisi dan audiens yang hadir dalam seminar tersebut agar tidak menyepelekan dongeng-dongeng, mitos, maupun legenda yang berkembang dimasyarakat sebagai salah satu sumber sejarah.
“Saya mohon jangan hasil akademis itu dianggap sebagai satu-satunya fakta sejarah. Meskipun dalam view akademis yang fakta sejarah ya itu. Tapi jangan lupa, misalkan Kitab Negarakertagama ini karangan ngawur yo sampean nggak iso opo-opo,” seloroh Cak Nun.
Maksud Cak Nun di sini, tidak ada satupun sumber sejarah yang dipastikan benar 100 persen. Terutama, sumber sejarah yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi beberapa ratus tahun silam. Termasuk diantaranya Kitab Negarakertagama dan Kitab Pararaton yang menjadi rujukan para akademisi dan sejarawan dalam menyingkap sejarah Kerajaan Majapahit.
“Sekarang itu sampean pakai sebagai kitab rujukan yang fix 100 persen. Kalau itu ternyata ngarang bagaimana? Karena sejarah itu kan miliknya yang menang. Kalau yang menang berbeda tidak begini pengetahuan kita 50 atau 100 tahun terakhir,” ungkap Cak Nun.
“Tidak ada jaminan Kitab Pararaton dan Negarakertagama itu fix semua. Itu tidak jauh bedanya dengan babad. Oleh karena itu jangan meremehkan dongeng. Dongeng ini juga ada mekanismenya sendiri di dalam alam berfikir masyarakat,” tambahnya.
Menurut Cak Nun, ahli sejarah memelihara fakta sejarah tidak berdasarkan cinta, melainkan dengan prasasti, catatan sejarah, kitab dan bukti-bukti autentik lainnya. “Tapi kalau babad dan dongeng itu diabadikan karena mereka mencintai apa yang mereka dongengkan. Itu bedanya,” jelas Cak Nun.
“Makanya itu ada Layang Seto, Layang Gumitir, ada Layang Damarwulan karena mereka memiliki pilihan nilai. Sementara dalam disiplin akademis tidak ada kewajiban memilih nilai. Namun kalau orang dongeng itu kan sejak awal dia punya rasa kasih sayang. Meskipun fakta sejarahnya tidak sebesar yang ditemukan akademis, tapi itu jangan diremehkan,” imbuh Cak Nun.
Hal ini, kata Cak Nun, juga berlaku bagi peristiwa-peristiwa keagamaan maupun informasi spiritual dan teologis. Ada sejumlah informasi yang tidak bisa ditemukan tentang ajaran Rosulullah dalam kitab.
“Makanya di dalam hadis ada tiga hal yang berkaitan sumber ajaran. Pertama, Tuhan yang memiliki ide sekaligus yang merumuskannya. Ini disebut firman. Kedua, Tuhan yang memiliki ide, nabi Muhammad yang merumuskan ini disebut Hadis Qudsi, dan ketiga Nabi yang memiliki ide sekaligus merumuskannya. Ini yang disebut hadis,” ujarnya.
Dari sumber-sumber tersebut, ada beberapa yang tidak ditampakan karena bersifat rahasia. “Yang tidak nampak itu namanya aurot. Itu hal penting tapi tidak ditampakan. Misal, bangunan ini yang nampak adalah catnya. Tapi yang paling penting ialah struktur beton dan cornya. Kan tidak tampak, padahal itu yang penting,” ungkap Cak Nun.
Artinya, lanjut Cak Nun, Kitab pararaton dan Kitab Negarakertagama sebagai sumber primer sejarah Kerajaan Majapahit mungkin saja menyembunyikan sesuatu yang tidak diungkapkan. “Kenapa? Karena dia (Pararaton dan Negarakertagama) ditulis karena mereka memiliki kepekaan terhadap ancaman penjajahan protugis, yang kelak juga VOC datang,” kata Cak Nun.
“Jadi pada abad ke 14 itu ada kekhawatiran nasional se nusantara, ini harus kita lindungi harta benda kita ini caranya satu dengan menghancurkan situs-situs, menghancurkan bekas-bekas yang nantinya akan dirampok, kalau ada indikatornya bukan fakta sejarahnya yang mereka cari, yang dicari adalah kandungan harta bendanya. Ini yang harus dilindungi. Maka anda jangan kaget kalau Majapahit tidak ada lambang, tidak ada tanda-tanda kebesarannya. Memang disembunyikan, memang dijogo,” ungkapnya.
Bahkan, Cak Nun menduga kisah yang diceritakan dalam Kitab Pararaton dan Negarakertagama itu sengaja dibelokkan dari fakta sejarah sebenarnya. “Yang disembunyikan bukan hanya bendanya juga cara berfikirnya. Bisa jadi pararaton dan negarakertagama itu bohong dari awal sampai akhir, baru diketahui faktanya ketika di bagian akhir kitab tersebut ada goresan-goresan yang tidak pernah anda anggap sebagai fakta,” ujarnya.
Bisa jadi Kerajaan Majapahit ini merupakan rangkaian panjang dinasti yang berkuasa di Nusantara. “Bisa jadi Mojopahit ini merupakan rangkaian panjang dinasti yang berkuasa di Tanah Jawa, Dinasti Mo, Dinasti Jo, Dinasti Pa, Dinasti Hit. Jadi mojopahit ini hanya sebutan-sebutan paska abad 14 bukan sebutan pada waktu itu,” imbuhnya.

Пікірлер: 6

  • @mojokertochannel
    @mojokertochannelАй бұрын

    Salam kenal dan salam seduluran ❤❤

  • @i.maheswara
    @i.maheswara2 ай бұрын

    🙏🙏🙏🙏

  • @dimasvengeance7742
    @dimasvengeance77422 жыл бұрын

    Yg full

  • @sugengapriyanto8711
    @sugengapriyanto8711Ай бұрын

    Majapahit adalah penaklukan TARTAR atas Jawa... Kolaborasi para penghianat Jawa dgn para Tartar... Tidak ada kisah Gajahmada dgn jiwa kesatrianya... Kebo Iwa ditipu Galuh Pakuan ditipu... Karakteristik khas para tartar... Kerajaan Kediri lah,simbol kedaulatan dan martabat Bumi Jawa... Coba cak Nun kaji, bagaimana para China datang dan menguasai ekonomi dan mengendalikan pemerintahan hingga kini? Sadar dan cermati sejarah dgn baik

  • @zaenalchannel3969
    @zaenalchannel39696 ай бұрын

    tidak ada keistimewaan sedikitpun bagi yg mengaku keturunan Majapahit...karna Allah lah penguasa alam semesta .bumi bagai debu di samudra kekuasaannya itu semua tipuan iblis..hingga menjadikan mereka yg merasa keturunan nya sombong..merasa hebat..merasa lebih dari manusia biasa..naudzubilahmindzalik

  • @mademarthasandhi5429

    @mademarthasandhi5429

    3 ай бұрын

    Saya Muslim dan Saya bangga akan kebudayaan Indonesia, bukan karena Kehebatan Majapahit, tapi karena Majapahit bisa mempersatukan berbagai budaya, adat istiadat dan agama dengan Bhineka Tunggal Ika, saling menghargai sehingga menjadi kerajaan yang Besar dizamannya. Raja terakhir Majapahit (Brawijaya V) di Islamkan oleh Istrinya (Ratu Champa) dan melahirkan anak yang menjadi Raja Islam pertama di Jawa (Raden Patah). Dan beliau bersama wali songo yang menyebarkan ajaran Islam di pulau Jawa dan mendirikan kerajaan Islam di Jawa sampai sekarang dan Islam tersebar luas di Jawa.