LIVE Larangan Marah - Ust. Abdullah Zaen, Lc., M.A.

LIVE Kajian Adab dan Akhlak
Larangan Marah
.
Ust. Abdullah Zaen, Lc., M.A. - hafizhahullah -
(Pengasuh Pondok Pesantren Tunas Ilmu Kedungwuluh Purbalingga)
.
Selasa, 19 Dzulhijjah 1445 H / 25 Juni 2024 M
.
Masjid Jendral Besar Soedirman
Purwokerto
__
Website: utsmantv.com
Facebook: Fb.me/utsmantv
KZread: / utsmantv
Instagram: utsman.tv
Twitter: Twitter.com/utsmantv
Telegram: T.me/utsmantv
#adabdanakhlak #adab #adabislam slam #ustadzabdullahzaen #tunasilmu #abdullahzaen #uaz #purwokertomengaji #purbalinggamengaji #masjidsoedirmanpurwokerto #masjidjenderalbesarsoedirmanpurwokerto #utsman #utsmantv

Пікірлер: 4

  • @kasnakasnawati4453
    @kasnakasnawati445314 күн бұрын

    Alhamdulillah bisa nyimak, jazakallahu khairan Ustad

  • @AaTeteh-ti7yx
    @AaTeteh-ti7yx13 күн бұрын

    Alhamdulillah Bandung,, Soreang,, Jawa Barat,,, InsyaAllah menyimak,, barakallahu fiikum ustadz,,,

  • @tatikisminarti8365
    @tatikisminarti836514 күн бұрын

    Alhamdulillah menyimak ustadz jazakumullahu katsiro ilmunya Krian Sidoarjo

  • @desaineratensi
    @desaineratensi14 күн бұрын

    LARANGAN MARAH Pengajian rutin adab dan akhlak dari kitab Bulughul Maram Kitabul Jami' yang ditulis oleh Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqolani Rahimahullah Ringkasan Kajian: Hadits nomer 53 dari beliau (Abu Hurairah) beliau menuturkan bahwa suatu hari ada seseorang yang menemui Nabi kita Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan berkata "Wahai Rosul, berilah aku wasiat" maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pun bersabda "Jangan marah!" orang ini mengulangi lagi permintaannya, Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ternyata mengulangi nasihat yang sama, 2 kali, 3 kali dan jawabannya sama. (H.R. Al Bukhari) Kenapa sahabat ini mengulang-ulang permintaannya kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, padahal dia sudah mendapatkan apa yang dia inginkan yaitu nasihat. Tapi kenapa dia minta lagi? Karena sahabat ini menginginkan sesuatu yang lebih spesial dari menahan marah. Ternyata Rosul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengulangi nasihat yang sama berulang kali, berarti nasehat jangan marah itu penting sekali. Sahabat tadi setelah mendengar berulang-ulang jawaban Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ternyata jawabannya sama, yang termaktub dalam Musnad Ahmad dan sanadnya dinilai sahih oleh para Muhakik Musnad, orang tersebut setelah mendengar berulang kali Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menyampaikan nasihat yang sama, dia berkata "saya pun merenung Ketika menyimak nasihat nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang berulang ulang dan nasihatnya sama, saya baru sadar ternyata marah itu mengumpulkan berbagai bentuk keburukan" jadi Ketika seseorang marah semua keburukan berkumpul pada dirinya, makanya Ketika orang bisa menahan marah, maka dia akan terhindar dari segala bentuk keburukan. Sahabat ini Ketika datang kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ minta nasehat, dikasih nasihat, minta lagi dan lagi ini menunjukan potret semangat yang tinggi dalam belajar untuk terus memperbaiki diri dan begitulah seharunya seorang muslim. Salah seorang ulama salaf yang bernama Imam Ibnul Mubarok رَحِمَهُ اللهُ pernah berkata "Seorang itu kalo terus belajar, berarti dia adalah orang yang pintar, tapi ketika dia merasa sudah pintar berarti ia orang yang bodoh" Syekh Al Gudayyan رَحِمَهُ اللهُ salaseorang Ulama senior Arab Saudi, beliau pernah mengatakan "Seseorang bisa dikatakan santri kalau sehari dia menghabiskan waktu sekitar 16 jam untuk membaca (kitab)" Nasihat jangan marah bermakna 2 poin penting: 1. Cegahlah marah (Preventif/Pencegahan) Cara mencegah marah: a. Menghindari hal-hal yang bisa memicu kemarahan - Jangan bertengkar, baik sebagai pemicunya atau orang lain yang menjadi pemicunya - Jangan berteman dengan orang yang tempramen, karena teman akan berpengaruh terhadap perilaku kita b. Berlatih menahan emosi - Latihan untuk murah senyum setiap bertemu orang lain, salam, sapa, dan berjabat tangan, terutama kepada orang terdekat kita (kakek, nenek, bapa, ibu, istri, suami, anak) hal itu akan berefek ke hati kita, karena antara raut muka dan hati memiliki koneksi, makanya Rosul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ adalah sosok yg murah senyum. Kata salaseorang Sahabat Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "Sejak aku masuk Islam, setiap Rosul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bertemu saya pasti senyum" - Saat kita menghadapi tingkah laku anak. Anak-anak akalnya belum sempurna, kadang mereka melakukan hal-hal yang berpotensi menimbulkan emosi. - Saat menghadapi kesalahan pasangan. Seorang bijak pernah berkata "Ukirlah kebaikan pasanganmu diatas batu, dan tulislah keburukan pasanganmu diatas air". Maknanya, selalu ingat kebaikannya, dan lupakan keburukannya. - Ketika menghadapi masalah, apapun masalahnya. Contoh: Ketika akan berangkat pengajian, ternyata di tengah jalan ujan deras dan lupa membawa mantel, ban bocor ditengah jalan yang tidak ada pemukiman warga. Maka berlatihlah mencari solusi bukan meluapkan emosi, karena emosi tidak menyelsaikan masalah malah menambah masalah. Ketika sudah emosi, otaknya tidak bisa digunakan untuk berfikir, lisannya terus beristighfar sambil mencari solusi. - Saat dimaki orang lain. Dinginkan kepala jernihkan hati. Dalam Kitab Atabakatul Kubra karya Imam Ibnu Saad رَحِمَهُ اللهُ diceritakan bahwa Umar Ibn Abdil Aziz pernah inspeksi pada malam hari ditemani oleh seorang pengawal, diantara tempat yang beliau inspeksi adalah sebuah masjid, karena gelap, tidak sengaja beliau menginjak orang yang sedang tidur, karena orang itu kaget sekaligus kesakitan, maka begitu bangun maka dia berkata "Kamu gila yaa!!?" pengawal itu langsung mencabut pedang, namun apa kata umar "Kan orang tadi nanya kamu gila, dan saya sudah jawab tidak. pertanyaan sudah dijawab , selesai" jadi tidak perlu emosi berlebihan 2. Atasilah marah (Kuratif/Penanganan) Jika sudah terjadi marah, maka atasi marah tersebut supaya tidak semakin parah Cara mengatasi marah: - Renungi keutamaan menahan marah. Jika kita marah dan menahannya maka kita akan menjadi manusia yang istimewa dan spesial. Namun jika kita marah dan kita luapkan kemarahan itu, maka kita hanya akan menjadi orang biasa biasa saja. sabda Rosul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dalam sebuah hadits dan hadits ini dinyatakan Hasan Gharib oleh Imam At Tirmidzi dan Syekh Al Albani menyatakan hadits ini Hasan "Barang siapa bisa menahan marahnya, padahal dia mampu untuk meluapkannya, orang itu akan dipanggil pada hari kiamat dihadapan seluruh manusia oleh Allah عز وجل kemudian Alloh berfirman ("Pilihlah bidadari manapun yang kamu sukai")" (H.R. Imam Ahmad) - Mengubah posisi tubuh. Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, Isnad hadits ini dinyatakan baik oleh Imam Al Iraqi dan Syekh Al Albani mengatakan hadits ini shahih "Kalau kalian marah, saat itu kalian sedang berdiri maka duduklah, seaindainya emosinya belum reda maka berbaringlah" (H.R. Abu Dawud) Kenapa kita disuruh mengubah posisi? Karena ketika posisi kita semakin rendah maka potensi untuk meluapkan keemarahan akan berkurang, berbeda jika marah sedang duduk kemudian berdiri, maka kemungkinan besar marahnya semakin besar. - Membaca Istiadzah (Taawudz أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ) memohon perlindungan kepada Alloh, karena kemarahan ini berasal dari syaiton. Kata Sulaiman Ibnu Surod رضي الله عنه pernah dizaman Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ saat kami sedang duduk-duduk beserta beliau ada 2 orang yang bertengkar saling maki sampai salasatu dari mereka mukanya merah, urat urat dilehernya tampak menonjol saking marahnya, Maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Ketika melihat perubahan raut muka sahabantnya itu beliau bersabda "Aku tau sebuah kalimat jika diucapkan oleh orang itu maka emosinya akan hilang" kalimat tersebut dalah أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ (H.R. Iman Al Bukhari) Tetapi ketika membaca taawudz ini harus benar benar direnungi bukan dengan emosi - Diam (tidak banyak bicara). Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berabda, hadits ini dinilai sahih oleh Syekh Al Albani "Siapapun yang marah hendaklah diam" (H.R. Ahmad) berarti jangan bicara, karena orang yang sedang marah lisannya cenderung tidak terkontrol, karena otaknya sedang tidak waras sehingga susah untuk mengontrol kata-kata yang keluar dari lisannya. Kata para ulama "Marah itu awalnya adalah kegilaan dan akhirnya adalah penyesalan" orang yang sedang marah dan tidak bisa menahan emosinya seperti orang gila, raut mukanya jelek, tutur katanya kasar, sikapnya angkuh, tangannya nampar, kakinya nendang. kemudian Setelahnya menyesal karena banyak barang yang rusak akibat luapan kemarahan Marah itu bisa baik. jika marah Lillahita'ala (karena Alloh) contohnya: Marah karena aturan Alloh dilanggar, Marah karena syariat Alloh dilecehkan, Marah karena Rosul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dihina, Marah karena Al Quran dinistakan. Tetapi marah ini harus tetap terukur sesuai aturan syariat jangan sampai melampaui batas. semoga bisa membantu, barokalloh fiikum