[ Khutbah Idul Adha 1443 H ] KH. Munawir Aseli MA.

Ibadah kurban tidak bisa terlepas dari kisah Nabi Ibrahim as. dan juga anaknya yaitu Nabi Ismail as. Yang tercantum dalam Q.S. Ash-Shaffat: 102-111. Sejarah ibadah kurban bermula dari Nabi Ibrahim as. Tatkala ia bermimpi diperintahkan Allah swt untuk menyembelih Nabi Ismail as. seorang putra yang sangat dicintainya. Tetapi dengan keikhlasan dan keyakinannya serta kepatuhannya terhadap Allah swt. Nabi Ismail as. pun digantikan dengan seekor domba oleh Allah swt.
Sehingga setiap tahun pada ibadah qurban terdapat hewan yang biasa digunakan untuk berqurban di antaranya kambing, domba, sapi atau unta. kurban berarti dekat, dalam Fiqh biasa menggunakan istilah udlhiyyah, tadlhiyyah, adlhah dan dlahiyyah yang berarti mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan sebagian perintah-Nya.
Sehingga dapat dikatakan kurban pada hari raya Idul Adha adalah perbuatan menyembelih hewan tertentu dengan niat mendekatkan diri kepada Allah swt. yang dilakukan pada waktu tertentu (waktu Idul Adha) dan juga ungkapan rasa syukur kita kepada Allah swt. atas berbagai nikmat yang diberikan kepada kita. Adapun hukum melaksanakannya ialah sunnah mu’akad. Setidaknya ada tiga pesan yang bisa ditarik dari kisah Nabi Ibrahim as. yang mengikhlaskan putranya untuk disembelih, yaitu:
1. Totalitas kepatuhan kepada Allah swt.
Nabi Ibrahim as. yang mendapat julukan “khalilullah” (kekasih Allah) mendapat ujian berat pada saat rasa bahagianya meluap-luap dengan kehadiran sang buah hati di dalam rumah tangganya. Lewat perintah menyembelih Ismail as. Allah swt. seolah hendak mengingatkan bahwa anak hanyalah titipan.
Dengan penuh ketulusan, Nabi Ibrahim lulus dari ujian ini, ia membuktikan dirinya sanggup mengalahkan egonya demi taat kepada Allah swt. Sementara Nabi Ismail as. meski usianya masih belia, beliau mampu membuktikan diri sebagai anak yang berbakti dan patuh kepada perintah Allah swt. Maka atas dasar kesalehan dan kesabaran yang ia miliki, ia pun memenuhi panggilan Allah swt. dengan menyerahkan dirinya kepada ayahnya untuk disembelih dengan penuh keikhlasan. Itulah sebuah teladan yang sangat agung dalam berserah diri secara totalitas kepada Allah swt. tanpa sedikit keraguan di dalam hati keduanya.
2. Hakikat pengorbanan
Sedekah daging hewan kurban hanyalah simbol dari makna korban yang artinya meliputi pengorbanan harta benda, tenaga, pikiran, waktu, bahkan nyawa sekalipun. Pengorbanan merupakan manifestasi dari kesadaran kita sebagai makhluk sosial yang mempunyai rasa dan karsa.
Bayangkan, apa yang akan terjadi bila masing-masing manusia hanya memenuhi ego dan kebutuhan diri sendiri saja tanpa peduli dengan kebutuhan orang lain, kehidupan ini akan kacau dan manusia tidak boleh mempunyai sifat serakah karena keserakahan itu hanya layak dimiliki oleh binatang.
Maka di sinilah kita perlu “menyembelih” ego kebinatangan kita, untuk menggapai kedekatan (qurb) kepada Allah swt. karena esensi qurban adalah solidaritas sesama dan ketulusan murni untuk mengharap keridhaan Allah swt. semata dan juga bukti dari ketakwaan kita kepada Allah swt.
3. Hasil perjuangan dan pengorbanan dijalan Allah swt.
Hikmah yang dapat kita ambil dari ibadah qurban ini adalah bahwa pengorbanan Nabi Ibrahim as. terhadap anak yang dicintainya. Tetapi pengorbanan Nabi Ibrahim as. tidak hanya itu, pengorbanan Nabi Ibrahim as. sudah dilakukan sejak beliau masih belia, ketika beliau mempertahankan akidah dihadapan Raja Namrud, sehingga beliau disiksa dengan dilempar ke dalam kobaran api.
Meski beliau dalam kobaran api yang sangat dahsyat selama empat puluh hari empat puluh malam, tapi Nabi Ibrahim as. merasakan itulah kebahagiaan sejati. Tidak ada kebahagiaan sepanjang hidupnya yang melebihi kebahagiaan saat-saat berada dalam kobaran api.
Itulah api perjuangan, itulah api pengorbanan, dan itulah kebahagiaan. Maka, siapapun yang menginginkan kebahagiaan hendaknya sadar untuk terus berjuang dan mau berkorban dijalan yang benar. Tidak ada kebahagiaan tanpa perjuangan dan pengorbanan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tiga pesan dari kisah Nabi Ibrahim as. ialah pertama, peristiwa ibadah qurban adalah sebagai bentuk dari penyerahan diri secara totalitas kepada Allah swt. Kedua, pengorbanan harta benda, tenaga, pikiran, waktu, bahkan nyawa sekalipun. Pengorbanan ini merupakan manifestasi dari kesadaran kita sebagai makhluk sosial yang mempunyai rasa dan karta. Serta ketiga, tidak ada kebahagiaan tanpa perjuangan dan pengorbanan.
#masjidnimatulittihad
#khutbahiduladha
#pondokpinang
#alittihadtv

Пікірлер: 4

  • @user-he3pp1jr7l
    @user-he3pp1jr7l Жыл бұрын

    Ada teknya?

  • @abisyarieffamily

    @abisyarieffamily

    Ай бұрын

    Ada

  • @Muhammadikhsan818
    @Muhammadikhsan818 Жыл бұрын

    Ada teks nya ya

  • @BayuSaputra-pz4rj
    @BayuSaputra-pz4rj Жыл бұрын

    Tlg kirim tex nya mas

Келесі