PONTIANAK, KOMPAS.TV - Limbah-limbah tempurung kelapa yang biasanya hanya dibakar dan dibuang begitu saja ini diperoleh Emi Hamdani dari sisa penjual kelapa parut.
Sementara, tempurung kelapa utuh diperoleh Emi dari kebun kelapa di sekitar rumahnya di Jalan Khatulistiwa, Gang Sambas Jaya, Kecamatan Pontianak Utara.
Limbah tempurung kelapa yang telah dikumpulkan ini dibawa pulang untuk diolah.
Berbagai macam kerajinan menarik dihasilkan tangan terampil Emi seperti gantungan kunci, asbak bentuk bunga, miniatur ikon Pontianak, hingga berbagai bentuk satwa khas Kalbar seperti trenggiling, burung enggang, dan banyak kerajinan lainnya.
Kemampuan mengolah limbah tempurung kelapa ini diperoleh Emi secara otodidak yang telah ditekuninya sejak masih duduk di bangku sekolah dasar.
Hasil karya dijual dengan harga bervariasi seperti gantungan kunci dijual seharga lima ribu rupiah dan yang paling mahal bisa mencapai 2,5 juta rupiah untuk miniatur satwa khas Kalbar.
Sebagian besar karyanya ini dijual melalui berbagai akun media sosial, hal ini dilakukannya untuk menargetkan pembeli dari luar negeri.
Hasilnya, saat ini Ia mampu menjual hasil karyanya ke berbagai negara seperti Malaysia, Brunai Darussalam, Singapura, Belanda, hingga Amerika dan Kanada.
Emi Hamdany bilang, peminat kerajinannya didominasi oleh orang luar negeri bahkan beberapa waktu lalu, salah satu pembeli asal Belanda yang penasaran dengan cara membuat kerajinannya, membeli sejumlah kerajinan yang sudah Ia buat.
Penghasilan penjualan kerajinan miliknya ini tidak menentu, namun setiap bulannya Ia bisa mendapatkan penghasilan bersih hingga lima juta rupiah.