Karomah Ki AGeng Gribig | Ziarah Wali dan Ulama Klaten Jawa Tengah

Assalamualaikaum wr.wb
Para pemirsa yang di rahmati oleh Alloh, pada kesempatan kali ini, team kampung aswaja berkesempatan untuk menelusuri jejak makam para wali,ulama yang berada di kabupaten klaten yaitu Ki Ageng gribig.
Makam Ki Ageng gribig berada di Jl. Masjid Besar No.125, Suran, Jatinom, Kec. Jatinom, Kabupaten Klaten, prov Jawa Tengah. Letaknya tidak jauh dari jalan raya, sekitar 150 meter dan tidak bisa dilalui bus besar, sehingga harus berjalan kaki untuk mencapai area komplek makam tersebut. Setelah sampai di masjid besar jatinom, di sebelah kiri masjid, terdapat pintu gerbang pertama menuju aula makam. di aula ini terdapat penjaga makam yang menjajakan kue apem khas ki ageng gribig. Sementara gapura kuno menuju area makam berada Di sebelah kiri meja penjaga.
Setelah melalui gapuro kuno dan berjalan beberapa meter, kita akan melihat bangunan kono yang masih kokoh berdiri. Bangunan tersebut bertuliskan aksara hanacaraka dan sudah dinaungi dengan atap kerangka baja yang tinggi
Tidak jauh dari bangunan dinding kuno, terdapat cungkup beliau yang tertutup dengan tirai berwarna putih. Tirai tersebut tergantung di sebuah saka guru yang terbnuat dari kayu jati.
Ki Ageng Gribig, yang memiliki nama asli Wasibagno Timur, adalah seorang ulama besar yang giat menyebarkan agama Islam di sekitar Desa Krajan, Jatinom, Klaten.
Beliau merupakan keturunan dari Raja Majapahit Brawijaya V yang diislamkan oleh Sunan Bonang. Meskipun catatan mengenai sosok Ki Ageng Gribig masih minim, yang dapat dipastikan adalah beliau merupakan penyebar agama Islam dari kawasan sekitar Yogyakarta, yang dahulu menjadi basis Kesultanan Mataram Islam
Nah untuk mengetahui siapakah beliau dan apa saja karomah beliau lebih jauh, berikut adalah karomah Ki ageng gribig yang telah kami rangkum dari berbagai sumber.
1. Berbagi Apem
Suatu saat, Ki Ageng Gribig pulang dari Mekah dan membawa buah tangan berupa kue apem yang hendak dibagikan kepada saudara, murid maupun tetangga. Tapi karena tidak cukup, Ki Ageng Gribig kemudian meminta kepada keluarganya untuk dibuatkan kue apem.
Kemudian pada saat membagikan apem tersebut, Ki Ageng Gribig selalu memanjatkan doa yang berbunyi "Ya qowiyu yaa aziz ". sehingga Apem yang berasal dari kata affum itu kemudian disebut apem yaaqawiyyu.
Bermula dari kisah itu, sebar apem yaa qawiyyu menjadi tradisi masyarakat Klaten hingga sekarang. Tradisi tersebut disebut dengan saparan. Hal ini karena Sebutan ini mengacu kepada bulan pelaksanaannya, yakni di bulan Safar.
2. Meninggalkan masjid tertua di Klaten
alkisah Ki Ageng Gribig datang ke wilayah Jatinom yang dipenuhi hutan jati. Atas saran dari Sunan Pandanaran, ia kemudian melakukan dakwah atau menyebarkan ajaran Islam di wilayah tersebut. Hal pertama yang dilakukan Ki Ageng Gribig adalah membangun masjid, membuat beduk, dan rumah bagi para pengikutnya.
Sebagian besar pohon jati yang sudah tua digunakan untuk membangun masjid dan rumah, sehingga yang tersisa hanya pohon jati muda. Oleh karena itu daerah ini lalu diberi nama Jatinom yang berasal dari kata “jati enom” atau pohon jati yang masih muda.
Masjid yang dibangun Ki Ageng Gribig tersebut kemudian disebut dengan Masjid Alit. Masjid ini diyakini sebagai masjid tertua di Kecamatan Jatinom, Klaten.
Lokasi masjid ini berjarak kurang lebih 10 km di sebelah timur laut pusat kota Klaten. Masjid Alit berada satu kompleks dengan makam, baik itu makam kuno maupun makam baru.
3. Tawasul Menghentikan Hujan
Dilangsir dari pikiran-rakyat.com. suatu ketika ada rombongan yang berziarah ke makam Ki ageng Gribig. Sesampinya dilokasi makam, hujan turun sangat lebaat. Sementara kondisi sudah semakin sore.
Setelah sekian lama dituggu tidak kunung berhenti juga, akhirnya ketua rombongan yaitu Yaser Muhammad Arafat yang merupakan dosen UIN Sunan Kalijaga bertawasul kepada Ki Ageng Gribig dengan doa sebagai berikut:
“ Duh Allah, demi kebenaran dan kehormatan Kanjeng Nabi Muhammad SAW, dan dengan kekeramatan Kyai Ageng Gribig, saya minta hujannya dipelankan. Kami belum makan dan saya ditunggu anak-anak di rumah...,"
setelah doa selesai, Hanya dalam hitungan menit, hujan langsung mereda . Setidaknya tidak lagi melebat. Akhirnya Rombongan Peziarah Itu menjadi saksi kebenaran tawassul dengan para kekasih Allah. Dan juga keramatnya Ki Ageng Gribig.
4. Kesaktian Ki Ageng Gribig
Ki Ageng Gribig memiliki cerita-cerita yang luar biasa tentang keajaiban dan keberkahan yang terjadi pada dirinya. Diantaranya adalah memahami bahasa hewan kemudian memberikan petunjuk kepada warga desa melalui hewan-hewan tersebut.,
Mengubah Batu Menjadi Beras yang dibagikan ke warga saat kelaparan, Menyembuhkan Penyakit dengan doa dan sentuhan tangan, Mengendalikan air sungai kemudian membuatnya mengalir ke arah yang diinginkannya. Dan terahir Mengubah Kayu menJadi Emas.
#Shorts #Pengajian #KampungAswaja #Shalawatan #Robana #Hadroh #Kajian #KZreadShort #Ziarah #MakamWali

Пікірлер