Seteleh menggalang dana, elemen Mahasiswa dan Pemuda lintas etnis dan agama melakukan giat doa bersama dan pembacaan puisi untuk kebangkitan Nusa Tenggara Timur pasca bencana alam yang menenggelamkan separoh wilayah NTT itu.
Lokasi Doa @Monumen Bajra Sandi Denpasar-Bali.
Judul Puisi
"Kebangkitan Nusa Tenggara Timur"
Nusa tenggara timur.
Masih baik-baik saja to?
Soal Sakit, itu pasti.
Tapi mau bagaimana lagi.
Alam semesta su terlanjur pilih katong pu tanah flobamora
untuk melampiaskan kemarahannya.
Jangan menyalahkan siapapun.
Bencana alam adalah misteri semesta,
dan dia tidak pernah memilih harus menyiksa siapa.
Mau bersembunyi?
Di mana?
Tidak satupun dapat menghindar.
Begitulah kematian dan murka alam bekerja,
abstrak dan diluar kalkulasi teknologi ciptaan manusia.
Yang ada akan tiada pada waktunya,
Pada akhirnya yang abadi hanyalah ketiadaan.
Ini adalah luka lama yang katong punya.
Luka lama yang kembali berdarah.
Nusa Tenggara Timur,
Tanah tandus yang katong cinta.
Beta yakin ko bisa bertahan dari serangan jahat alam semesta.
Sedih kah?
Tentu.
Beta tau ko sedih
Sedih melihat anak cucu berlari sambil menangis,
Sedih melihat anak cucu lapar memeluk perut,
Sedih melihat banjir bandang merenggut nyawa orang-orang yang ko cinta.
Samua su rata den tanah,
Rumah,
Hasil bumi para petani
Ternak para peternak
Samua su rata den tanah.
Mau bagaimana lagi?
Katong berlari dibawah lorong langit seperti tidak memiliki tujuan.
Mau berpegang pada siapa?
Hanya menopang pada sesama saudara
yang sama-sama mengalami luka.
Yang luka merawat sakit
Yang pilu menghibur duka.
Hantaman banjir bandang mengingatkan kita bahwa murka alam dan kematian begitu dekat di kelopak mata.
Tapi mau bagaimana lagi
Semua su terjadi.
Simpan katong pu sedih
Mari katong bangkit sama-sama.
Karena katong pu hidup harus terus berlanjut.
Kaka ade, Ine ame, ase kae,
maun alin, wue wari, umbu rambu,
ina ama, to ore, aji kae,
Ini su katong pung saling sapa.
Coba lihat sekitar,
Betapa banyaknya katong.
Mari katong berpegangan tangan
Supaya katong kuat seperti batu karang
dan terus bersatu seperti kawanan domba.
Ini katong pu luka,
dan hanya katong yang bisa menyembuhkan luka itu sendiri.
Tapi jangan khawatir banyak tangan ingin membantu.
Banyak sayang lewat udara
Sejuta peluk dari manusia lain adalah cinta tanpa identitas.
Basodara samua
Mari katong berkumpul untuk saling menguatkan, saling bahu membahu melewati masa sulit dan kelam ini.
Mari katong saling berbagi,
Yang punya makanan lebih kasih ke yang lapar,
Yang punya pakaian lebih kasih ke yang bajunya lagi basah di badan.
Apapun yang katong punya,
Berbagilah.
Hanya dengan begitu katong bisa mengobati luka yang katong alami saat ini.
Katong memang miskin,
Tapi katong kaya akan rasa.
Mari katong sama-sama doakan basodara yang menjadi korban, semoga tubuh mereka yang termakan tanah menjadikan bumi Flobamora,
tanah tandus yang katong cinta ini menjadi lebih subur.
Basodara semua.
Angkat lilinnya tinggi-tinggi
Biarkan cahaya lilin menghantarkan mereka yang mejadi korban sampai pada pelukan Bapa.
Biarkan cahaya lilin ini menjadi simbol akan Kebangkitan Nusa Tenggara Timur.
Salam Sayang dari beta,
Dan samua yang ada di sini
Serta seisi penjuru Negeri.
Cinta tak akan pernah mati.
Cinta ini untukmu, sang penjaga tanah leluhur, tanah kelahiran, tanah tumpah darah
Yaitu tanah Nusa Tenggara Timur.
Dari panggung jalanan.
Monumen Bajra Sandi
Denpasar -Bali, 10 April 2021.
Rovin Bou
(Penyair Jalanan)
#PuisiKebangkitanNTT, #DoauntukNTT, #DukaNTT, #BencanaAlamNTT, #Renon, #Denpasar, #Bali, #DonasiUntukNTT