Raja Pancala, Prabu Drupada tengah mengadakan sayembara untuk mendapatkan calon menantu yang akan dinikahkan dengan putrinya yang bernama Dewi Drupadi.
Syaratnya harus mampu mengalahkan patihnya yang bernama Raden Gandamana dalam adu kesaktian perang tanding.
Banyak raja dan pengeran mengikuti sayembara. Diantaranya adalah Prabu Anom Kurupati, Prabu Baladewa yang ikut sayembara untuk mencarikan jodoh adiknya, Narayana. Namun semua dapat dikalahkan oleh Gandamana.
Terakhir Pandawa datang untuk mengikuti sayembara. Pandawa menampilkan jagonya yaitu Bratasena mewakili Puntadewa sebagai peserta sayembara. Gandamana dan Bratasena perang. Bratasena kalah sakti, ia dipiting Gandamana hingga tidak bisa bergerak. Bratasena berusaha keras untuk bisa lepas, jari-jarinya yang berkuku Pancanaka mengurai himpitan tangan di dada Gandamana. Kukunya yang setajam pisau silet itu tidak sengaja menembus dada Gandamana. Dada Gandamana pecah, Gandamana roboh.
Menjelang kematiannya Gandamana memberikan Kalung Robyong kepada Puntadewa. Aji Bandung Bandawasa dan Ungkal bener kepada Bima, Aji sepi angin dan Wringin Sungsang diberikan kepada Arjuna.
Gandamana meninggal di pangkuan Bima. Pandawa memenangkan sayembara. Akhirnya Drupadi menikah dengan Puntadewa.