Bikin Pintar Eps I3 - Haruskah Pernikahan Toxic Ini Dipertahankan?

Toxic marriage dalam ikatan pernikahan yang cenderung melukai atau merugikan satu sama lain. Hubungan jenis ini tentu berbahaya bagi pernikahan karena menciptakan rasa tidak aman, tidak berkembang, didominasi, dan perasaan negatif lainnya. Namun mengapa toxic relationship bisa bertahan lama?
Saksikan diskusinya bersama Irianti Usman, pakar Psikologi Pendidikan dan Psikologi Islam, Pujo Laksono, dosen sekaligus Praktisi IT, di Podcast Bikin Pintar
#bikinpintar #sobatcendikia #toxicmarriage

Пікірлер: 11

  • @alimafivecirebonesia182
    @alimafivecirebonesia182Ай бұрын

    Tolong bahas tentang batasan kita sebagai ayah kepada anaknya yang tinggal bersama ibunya yang Narsistik, NPD, Toxic, setelah bercerai, berpisah,,, . Karena kalau masih sering-sering ketemu, benar-benar menguras energi dan membuat down setelahnya,,, gila, stres, depresi, putus asa, masalah dengan mereka tidak pernah ada habis-habisnya, sekalipun telah berpisah dan bercerai,,

  • @alimafivecirebonesia182
    @alimafivecirebonesia182Ай бұрын

    Sementara jika kita hanya mengirim uang saja, kita dianggap sebagai ayah yang tidak peduli dengan anaknya, apalagi orang-orang Islam yang langsung mengatakan salah dan dosa, tugas dan tanggung jawab ayah bukan hanya urusan uang saja, tetapi juga pendidikan dan bimbingannya,,, . Jangankan bisa melakukan itu semua, dulu kita masih menjadi suaminya saja tidak pernah bisa diarahkan, selalu melawan dan membangkang, semaunya sendiri, sesuka hatinya sendiri, apalagi sekarang sudah bukan siapa-siapa lagi,,, . Begitupun cara dia mengasuh dan merawat anaknya, sangat-sangat menyedihkan,,,

  • @rosrosmiati1875
    @rosrosmiati187525 күн бұрын

    Selama sy berumah tangga suami sering ceritakan masalah rumah tangga sy ke ke saudaranya. .pd akhirnya kami terpisah. Setelah terpusah. Suami ceritakan aib sy selama berumah tangga. Begitupun dgn keluarganya ..tanpa memikirkan persaan anak anak sy ..dan parahnya lagi sy sebagai istri yg di anggap slalu salah .tanpa memnyadari kesalahannya suami

  • @user-xr7zy9fd4w
    @user-xr7zy9fd4w10 ай бұрын

    Terimakasih pencerahannya.

  • @mamahyantiandlamiskitchen6358

    @mamahyantiandlamiskitchen6358

    9 ай бұрын

    Sama-samaaa

  • @alimafivecirebonesia182
    @alimafivecirebonesia182Ай бұрын

    Astaghfirullah, innalilahi, Allahuakbar,,,

  • @astuti8731
    @astuti87312 ай бұрын

    Trima kasih ilmunya ...bagus buat kita makin lebih dewasa menghadapi hubungan rumah tangga lebih baik lagi

  • @mamahyantiandlamiskitchen6358

    @mamahyantiandlamiskitchen6358

    Ай бұрын

    Sama-sama Bu

  • @alimafivecirebonesia182
    @alimafivecirebonesia182Ай бұрын

    Penting; Menit 17:07 dst . . Saya pernah menulis; Sesekali coba ustadz ini menghadapi istri yang Narsistik atau NPD ustadz, biar tau bagaimana rasanya,,, . Dimana-mana curangnya ustadz, kyai, alim ulama menikahinya wanita-wanita Sholehah, ya jelas bisa ngomong enak-enak saja, tidak seberat ujiannya dengan mereka yang tidak beruntung mendapatkan istri yang memang tau syariat Islam,,, apalagi dengan gangguan kepribadian dan kejiwaan karena didikannya selama ini yang sama sekali tidak islami,,, . Jika ustadz sudah menjalaninya, barulah kami rau bagaimana kualitas ilmu dan kesabaran ustadz untuk hidup dengan mereka seumur hidupnya,,, . Apakah masih bisa melakukan hal-hal bermanfaat untuk umat, atau sudah dipusingkan dan diribetkan dengan urusan istrinya sendiri saja,,, .

  • @alimafivecirebonesia182
    @alimafivecirebonesia182Ай бұрын

    Menit 19:30 Apakah anak kita nantinya akan mengidap gangguan itu juga karena diasuh dan dirawat oleh mereka? . Kasihan sekali anak, sekarang saja sudah terlihat kurang mampu mengendalikan emosionalnya, karena mungkin tidak mendapatkan didikan dan ajaran itu dari mereka, dimana si NPD memang tidak punya perasaan, tidak tau bagaimana mengendalikan diri, emosional, selalu butuh validasi dari orang lain yang menolongnya, dan selalu menyalahkan orang lain atas apapun yang dirasakan olehnya, dialami olehnya, bahkan yang diakibatkan oleh dirinya sendiri, tapi melemparkan semua itu menjadi salahnya orang lain, korbannya, pasangannya, ataupun orang-orang yang mereka rasa layak mendapatkan semua itu menurutnya,,, . Apakah kita bisa menyelamatkan anak kita yang tinggal bersama mereka? . Sementara setelah berpisah dan bercerai setahun ini, tentu saja waktu kita dengan anak yang terbatas, yang pasti mereka sangat mendominasi atas diri dan kepribadian sang anak,,, . Padahal dulu saat anak masih bersama disini adalah anak yang luar biasa baiknya, sama sekali tidak pernah merepotkan orang tuanya bahkan sejak dalam kandungannya, dari kelahirannya sampai anak bisa jalan, saya benar-benar sudah tidak kuat lagi, sudah sangat merusak diri saya, usaha saya, reputasi saya, kehidupan sosial saya, jika dipaksa dipertahankan sekalipun maka akan rusak saya dan juga anak,, . Sekarang anak menjadi korbannya, saya benar-benar merasa sangat bersalah dan berdosa kepadanya selama lebih dari setahun ini, berpisah dengan anak dari 11 April 2023 sampai sekarang, saya tetap menyempatkan waktu bertemu dan bermain dengannya 2x dalam seminggu, tetapi ternyata tidak akan mampu membendung keburukan yang didapatkan olehnya, justru saya yang tetap drop dan down terus seperti saat ini, setiap kali pulang dari mereka,, . Langkah apa yang bisa saya lakukan kepada anak? . Tetapi batasan seperti apa yang harus saya terapkan agar saya sendiri tidak menjadi korbannya terus seperti ini? . Dan apakah seumur hidup saya harus menjalani semua ini? Selama ada anak yang tinggal bersama mereka? Sebagai seorang ayah saya merasa ada tugas dan tanggung jawab dari agama untuk mendidik dan membimbingnya, selain hanya finansial nya saja,,, . Mohon saran dan petunjuknya, karena saya benar-benar tidak kuat sebenarnya untuk drop dan down terus seperti ini, menghadapi masalah yang tidak pernah akan ada ujungnya selama masih berhubungan apalagi bertemu dengan mereka si NPD berjamaah, yang saya rasa seluruh keluarganya, genetik, faktor didikan, kebiasaan hidup sehari-hari mereka, pola hidup dan pola pikir yang sangat-sangat tidak normal, egosentris, keras, kasar, jorok, malas, merasa paling berhak atas segalanya, sombong, angkuh,, . Sama sekali tidak dapat diberikan masukan, nasehat, apalagi teguran, sekalipun dalam hal-hal yang tidak mereka tau, kuasai,, . Bahkan disaat mereka meminta tolong kepada kita, untuk membetulkan alat-alat mereka, dikasih tau begini dan begitu pun tidak ada gunanya, setelah beres seolah mereka lebih tau dan lebih hebat segalanya, ngapain minta tolong, jangankan berterima kasih dan bersyukur, menghargai dan senyum pun tidak akan pernah mereka lakukan, keji, kejam, tega, seperti tidak pernah terjadi apapun, setelah keinginan dan kebutuhan mereka terpenuhi semuanya,,, . Benar-benar tidak hanya dibutuhkan kesabaran, keikhlasan, keridhoan, ilmu pengetahuan, modal materi, uang yang banyak, kekuatan fisik yang prima, mental yang tahan banting, kesehatan yang mumpuni, kecerdasan yang tinggi, ketulusan yang berlimpah, perjuangan dan pengorbanan yang maksimal, kita perlu lebih daripada itu semua untuk bisa bertahan hidup dengan mereka,,,

  • @achmadjayadi657

    @achmadjayadi657

    18 күн бұрын

    Turut prihatin, Bapak. Semoga Allah SWT menguatkan dan memudahkan kehidupan Bapak, Aamiin. Semoga dalam waktu tak begitu lama, kehidupan Bapak dipenuhi kelapangan dan kebahagiaan, aamiin.

Келесі