Bali 1928, vol. III - Légong practice in the style of Saba and Bedulu

This silent film depicts two dancers practicing légong dance in the style of Saba and Bedulu. This silent film was recorded by Miguel Covarrubias circa 1930-1934.
We sincerely thank Rocio Sagaon Vinaver, Djahel Vinaver and José G. Benitez Muro for providing this film excerpt and giving permission to Edward Herbst, Arbiter of Cultural Traditions, and STMIK STIKOM Bali to use, publish and disseminate this and other films to a wider audience.
This film is the fourth of 28 film excerpts that are contained in the CD/DVD Bali 1928, vol. III: Lotring and the Sources of Gamelan Tradition, which is published in Indonesia by STIKOM Bali. The DVD titled “Sumber-Sumber Tradisi Tari dan Tabuh” (Sources of Dance and Music Tradition) include film excerpts about légong, barong, Rangda, gendér wayang, gambang, jogéd bungbung, méndét, rejang and gandrung.
This Bali 1928 volume is also accompanied by a CD containing 23 gamelan compositions of Semar Pagulingan, Calonarang, Palégongan, Gendér Wayang, Gambang and Gandrung from Titih, Kuta, Kaliungu, Pura Kawitan Kelaci and Pagan that were recorded for the first time in Bali in the year 1928.
The CD also contains a PDF essay titled “Lotring and the Sources of Gamelan Tradition” written by Edward Herbst, based on years of research. Audio restoration from the original 78 rpm records was done by Allan Evans of Arbiter of Cultural Traditions in New York.
Bali1928.net is the official channel of the Bali 1928 Project, "Restoration, Dissemination and Repatriation of the Earliest Music Recordings and Films in Bali" that is a collaborative effort involving Edward Herbst as project coordinator, ethnomusicologist and principal investigator, with Arbiter of Cultural Traditions in New York, directed by Allan Evans, and STIKOM Bali, coordinated by Marlowe Makaradhwaja, in Indonesia.
Supported by The Research Foundation of CUNY with a grant from The Andrew W. Mellon Foundation, this project will result in five volumes of CDs, DVDs, and cassettes in Indonesia and the U.S.A., as well as providing archival audio-visual-text resources online. The project has also benefited from support by The Ford Foundation, The Asian Cultural Council, U.S. Fulbright Scholar Program, AMINEF-Jakarta, Ray Noren, The Bali Purnati Center for the Arts, and STIKOM Bali.
Visit our websites at www.bali1928.net or www.arbiterrecords.org for more resources and information.
- - - -
Cuplikan film bisu ini menampilkan latihan légong dalam gaya Saba dan Bedulu. Film direkam oleh Miguel Covarrubias antara tahun 1930-1934.
Terima kasih kepada Rocio Sagaon Vinaver, Djahel Vinaver, dan José G. Benitez Muro yang telah mendukung dan memberi izin kepada Edward Herbst, Arbiter of Cultural Traditions, dan STMIK STIKOM Bali untuk menggunakan, menerbitkan dan menyampaikan cuplikan film ini dan yang lainnya kepada masyarakat luas.
Cuplikan film ini merupakan yang keempat dari 28 cuplikan film seperti yang termuat dalam CD/DVD Bali 1928, vol. III: Lotring dan Sumber-Sumber Tradisi Gamelan yang diterbitkan di Indonesia oleh STIKOM Bali. DVD yang berjudul “Sumber-Sumber Tradisi Tari dan Tabuh" ini memuat pelbagai cuplikan tentang légong, barong, Rangda, gendér wayang, gambang, jogéd bungbung, méndét, rejang dan gandrung.
Volume ini juga menyertakan sebuah CD yang memuat 23 karya tabuh yang berkaitan dengan khazanah Semar Pagulingan, Calonarang, Palégongan, Gendér Wayang, Gambang dan Gandrung dari Titih, Kuta, Kaliungu, Pura Kawitan Kelaci dan Pagan yang direkam pertama kalinya di Bali pada masa tahun 1928. CD juga menyertakan sebuah naskah PDF berjudul "Lotring dan Sumber-Sumber Tradisi Gamelan" yang ditulis oleh Edward Herbst berdasarkan penelitian selama bertahun-tahun. Restorasi audio dari piringan hitam asli 78 rpm seperti yang termuat dalam CD oleh Allan Evans dari Arbiter of Cultural Traditions di New York.
Kunjungi www.bali1928.net atau www.arbiterrecords.org untuk informasi lebih lanjut.

Пікірлер: 7

  • @nacol
    @nacol6 жыл бұрын

    The dancers were highly concentrated

  • @nacol

    @nacol

    6 жыл бұрын

    the audience really in a leisure mood

  • @MadofaA

    @MadofaA

    4 жыл бұрын

    and the camera man somewhat distracted...

  • @senidinamis5338

    @senidinamis5338

    2 жыл бұрын

    is that at Samuan Tiga temple?

  • @senidinamis5338
    @senidinamis53382 жыл бұрын

    is that at Samuan Tiga temple ?

  • @bailang-rl1sd
    @bailang-rl1sd8 ай бұрын

    Jaman sebelum mengenal pakaian

  • @mahsunchun3927

    @mahsunchun3927

    2 ай бұрын

    Pakaian sdh ada tapi hanya di taruh di kepala dan di jadikan sarung