‘’SUPAT KALAKUTA”
Ketika sang waktu terus berjalan, keabadian perubahan zaman dari Kerta Yuga, kini menginjak pada masa Kali Sengaraning jagat, Sipta sasmitaning Rogha Sanghara Bhumi, tampak menyaput semesta, mengisyaratkan akan terjadinya bencana dan kehancuran dunia, karena ulah manusia yang lupa diri dan gelap mata telah menodai kesucian alam semesta.
Dampak dari ulah manusia yang menebarkan kekotoran dan mencemari alam samudra, menyebabkan kahancuranpun perlahan mengintai. Kemarahan Dewa Baruna yang tersaput dahsyatnya anugrah Kalakuta Samudramantana, membentangkan busur prananya, melakukan encak sapa supating kalakuta, mengeluarkan Bhuta Raksasa bergala, mengeluarkan racun yang merasuki jiwa manusia, Supat adalah peleburan, dan Kalakuta adalah racun hitam hala-hala pelapis amerta, yang seketika sanggup mengubah kehidupan menjadi bencana gering mrana. Supat Kalakuta adalah hukuman dari Dewa Baruna yang melebur kalakuta menjadi wabah antu prana atau penyakit yang mematikan
Semua adalah kehendak Hyang Titah. Tergantung seberapa cepat kesadaran manusia memahami kesalahannya untuk mengubah polah. Karena sejatinya seberapa dahsyatnya bencana yang ditakdirkan, sebegitu pula dibentangkan jalan untuk kembali memulihkan kesuciannya. Eling dan mulat sarira adalah cara paling bijak dalam laku dan pikiran, untuk segera meguru piduka, ginelaring yasa kerthining Baruna Astawa, mengembalikan keseimbangan semesta dan kesucian samudra. Maka alam akan memberkahi umat manusia.
Terinspirasi dari Susastra, Widhi Sastra Roga Senghara Bhumi tersebut, lahirlah karya Balaganjur dengan Judul Supat Kalakuta, yang mengisyarakan dasyatnya pertanda alam ketika diambang kehacuran sebagai Kali Sengaraning jagat. Tertuang dalam rangkaian gending Balaganjur yang identik dengan bebatelan dan bebonangan, menjadi titik tolak keberangkatan karya yang mengedepankan konsep programatik musik menjadi sublimasi cerita, sehingga terciptanya polameter pengolahan timbre, titik cardinal, lapisan dan tingkatan musikal yang teratur terarah dan sistematis. Teknik permainan yang mumpuni diibaratkan dasyatnya Kalakuta Samudramentana sebagai sumber racun dan wabah yang membuat mnusia harus tahkluk, tunduk dan sujud untuk menggelar ritual Segara Kertih.
Penata Tabuh : I Wyn Gede Surya Adi Putra S,Sn. I Gede Eka Jaya Kusuma S.Sn.,M.Sn
Penata Gerak : I Komang Winantara, S.Sn. I Wayan Gede Aditya Pratita S.Sn., M.Sn
Ide/Konsep : I Kadek Budi Setyawan, S.Sn. I Wayan Meder, S.Sn
Penata Kostum : Sri Ratih Collection & Hare Krisna Collection
Koordinator : I Ketut Buda Astra, S.Sn
Penanggung jawab : Perbekel Desa Sukawati & Bendesa Adat Desa Sukawati
Penasehat : Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar
Pelindung : Bupati Gianyar.
Sound Recorder : SOACRA MUSIC & RECORDING