Badminton Indonesia Baru Raih 1 Gelar dari 7 Turnamen, Alarm Bahaya Jelang Olimpiade Paris 2024

Badminton Indonesia Baru Raih 1 Gelar dari 7 Turnamen, Alarm Bahaya Jelang Olimpiade Paris 2024
Badminton Indonesia sedang tidak baik-baik saja karena sepanjang tahun 2024 baru meraih satu gelar juara dari tujuh turnamen yang telah diikuti.
Tujuh turnamen telah rampung digelar, yakni Malaysia Open 2024, India Open 2024, Indonsia Masters 2024, Thailand Masters 2024, BATC 2024, German Open 2024, dan yang terbaru French Open 2024.
Namun, hanya satu gelar juara yang baru diraih skuad Merah-putih, melalui pasangan ganda putra Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin selaku kampiun Indonesia Masters 2024.
Ya, Leo/Daniel berhasil menjuarai Indonesia Masters 2024 setelah mengalahkan wakil Denmark, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen, 21-12, 20-22, 21-11.
Setelahnya, Leo/Daniel dkk justru makin melempem dan meraih hasil nirgelar.
Terbaru, Leo/Daniel cs meraih hasil jeblok di French Open 2024.
Bahkan tak ada wakil Indonesia di final French Open 2024, tongkat estafet juara Jonatan Christie gagal diteruskan.
Mengingat di edisi tahun lalu, Indonesia mampu membawa pulang satu gelar juara French Open 2022 lewat Jonatan Christie.
Catatan manis Jonatan Christie gagal terulang, Chico Aura yang menjadi harapan Indonesia hanya mampu finis di semifinal French Open 2024.
Chico Aura gagal ke final French Open 2024 setelah kalah dari wakil China, Shi Yu Qi, 19-21, 14-21.
Alarm Bahaya Jelang Olimpiade Paris 2024
Tentu, catatan minor yang diraih Jonatan Christie dan kolega di awal musim ini menjadi alarm bahaya jelang Olimpiade Paris 2024
Mengingat Olimpiade Paris 2024 bakal berlangsung sebentar lagi, tepatnya pada 26 Juli-11 Agustus mendatang.Melihat hasil para pemainnya yang tak kunjung membaik jelang Olimpiade Paris 2024, Ricky Soebagdja selaku Kabid Binpres PBSI secara gamblang mengungkap kekecewaannya.Dikutip dari BolaSport, Ricky menilai jika Fajar/Rian cs tak memiliki daya juang tinggi saat bertanding di lapangan.Meski punya teknik mumpuni, mental baja para pemain Indonesia justru tak terlihat di lapangan.
"Saya sangat kecewa dengan beberapa pemain karena dengan persiapan yang baik, tapi penampilannya tidak maksimal. Semestinya ini tidak terjadi."
"Kendalanya yang paling kentara adalah daya juang di lapangan yang sangat kurang."
"Jiwa tidak mau kalah, jatuh bangun di lapangan tidak diperlihatkan. Padahal, itu yang kami harapkan karena secara persiapan sudah maksimal," kata RickyRicky pun menuturkan alasan mengapa ia berani berkata soal mental "tempe" pemain.
Pasalnya, Ricky mengaku sudah mendapat laporan dari Moh Nanang Himawan Kusuma selaku Analis Performa Tim Ad Hoc Olimpiade Paris 2024 PBSI.
Dari laporan Nanang, diketahui bahwa para pemain Indonesia sudah punya teknik dan skill yang meningkat.
Sayangnya, skill yang bagus ketutup oleh mental ciut kala bertanding di lapangan

Пікірлер

    Келесі