15 Juli 2018 Kupas Tuntas Tentang Bid'ah Ustadz Adi Hidayat, Lc, MA

Пікірлер: 12

  • @yoimaria6212
    @yoimaria62122 жыл бұрын

    Alhamdulillah ...saya bisa mengikuti nya...Aamiin ...semoga hidayah tercurah kepada kita semua ...Aamiin

  • @HaryantoSMP1PaliyanGK
    @HaryantoSMP1PaliyanGK Жыл бұрын

    *BID'AH* vs *SUNNAH* Menurut kajian-kajian Salafi, hadits, _"Kullu bid'atin dhalalah”._ Kata *kullu* berarti “setiap," atau berarti juga "semua." Setiap (semua) bid'ah itu sesat. Semuanya, intinya begitu, tanpa kecuali. Dipukul rata ! Tetapi menurut Aswaja, tidak semua bid'ah itu sesat. Menurutnya, kata *kullu* dalam AlQuran dan Hadits bila dihubungkan dengan ayat-ayat atau hadits lain maka dari segi bahasa memiliki pengertian umum sehingga bersifat "tidak mutlak semua". Lihat-lihat konteksnya, tidak sekedar tekstualnya. Contohnya, kata orang Aswaja, di Surah Al-Anbiya disebutkan, _"Kami jadikan setiap _*_(kullu)_*_ sesuatu yang hidup berasal dari air"._ Tetapi di Surah Ar-Rahman ada juga ayat, _"Dan Dia menciptakan jin berasal dari nyala api tanpa asap."_ Ada juga kata hadits, _"Malaikat diciptakan berasal dari cahaya."_ Maksudnya, dari dalil-dalil diatas tidak setiap *(kullu)* yang hidup itu berasal dari air, makhluk hidup jin berasal dari api dan malaikat dari cahaya. Dengan kata lain, makna *kullu* bisa berati "tidak mutlak semua." Kata orang Aswaja, hadits, *_"Kullu_*_ (semua) anak Adam yang meninggal dunia seluruh tulangnya akan habis jasadnya dimakan tanah."_ Tetapi juga ada hadits, _"Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi."_ Tidak hanya para Nabi, ada hadits lain yang mengatakan para syuhada dan penghafal AlQuran jasadnya juga tidak busuk dimakan tanah. Bahkan banyak kisah dan bukti dari hamba-hamba Allah yang sholeh jasadnya tetap utuh tidak dimakan tanah setelah matinya walaupun kisah-kisah karomah para wali demikian diingkari sebagian umat sebagai cerita TBC _(Tahayul, Bid'ah, Churafat)._ Kata orang Aswaja, sahabat Usman bin Affan pernah ditanya, _"Apakah ini perintahmu?”_ Lalu jawab Khalifah Utsman bin Affan, *_"Kullu_*_ (sebagian) itu adalah perintahku dan sebagiannya bukan perintahku."_ Kata orang Aswaja dari dalil-dalil diatas, kata *kullu* mempunyai dua makna, yaitu bisa "setiap atau semua," tetapi juga bisa berarti "tidak mutlak semua." *Kullu* dapat bermakna "tidak mutlak semua" jika ada dalil lain yang memberi pengecualian. Dalam dalil *_kullu_*_ bidah dhalalah,_ ada hadist lain yang memberi pengecualian terhadap makna "setiap," diantaranya hadits berikut, : _"Siapa yang memulai _*_satu perkara baru yang baik,_*_ lalu hal tersebut dikerjakan, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan siapa yang memulai _*_satu perkara baru yang buruk,_*_ lalu hal tersebut dikerjakan, maka ia akan mendapatkan dosanya dan dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dari dosa mereka sedikit pun."_ Menurut orang Aswaja, yang dimaksud hal baru yang baik atau buruk dalam hadits diatas adalah *bid'ah* itu sendiri kalau mau "kontekstual" dalam memahami maksud yang dikandung. Tetapi bagi orang-orang yang faham keagamaannya "tekstual" seperti Wahabi atau Salafi bilang, _"Mana ada bid'ah yang baik, semua bid'ah itu sesat, buruk. Namanya saja bid'ah kok baik?_ Kata orang Aswaja, bid'ah terjadi untuk pertama kalinya setelah Nabi meninggal menurut hadits riwayat Imam Bukhari dikatakan, pengumpulan AlQuran awalnya dianggap bid'ah oleh Khalifah Abubakar Ash-Shidiq tetapi shahabat Umar bin Khathab berkali-kali meyakinkan bahwa itu keharusan yang baik _(bid'ah hasanah)._ Akhirnya Khalifah Abubakar berkata, _"Berkali-kali Umar mencoba meyakinkan aku, lalu Allah melapangkan dadaku dengan menerima kreasi Umar untuk mengumpulkan AlQuran."_ (H.R Bukhari). Shalat tarawih berjamaah 20 rakaat sebulan penuh di Masjidil Haram dan Nabawi sampai sekarang ini sesungguhnya tradisi peninggalan dari kreasi amirul mukminin Khalifah Umar. Bahkan beliau mengatakan, _"Ni'mat al bid'atu hadzihi" (sebaik-baik bid'ah adalah ini)._ Dari beberapa kisah zaman shahabat, tabi'in, tabiut tabi'in, kata orang Aswaja, Imam Syafii kemudian menyimpulkan bahwa bid'ah ada dua yaitu bid'ah yang baik *(bid'ah hasanah)* dan bid'ah yang sesat *(bid'ah dholalah).* Imam Syafii juga mengarang shalawat yang kemudian dikenal dengan nama Shalawat Imam Syafii didalam kitabnya Ar-Risalah. Bisa jadi orang yang tidak sepaham akan menganggap bid'ah Imam Syafii ini membuat kreasi shalawat bukan dari Nabi. Termasuk shahabat Ibnu Abbas juga memiliki shalawat (Shalawat Ibn Abbas) yang ia susun sendiri. Demikian juga shalawat dari sahabat Ibnu Mas'ud. Bahkan, kata orang Aswaja, sebetulnya banyak kisah-kisah dalam riwayat shahih dari kalangan shahabat, tabiin dan salafus shaleh yang bisa jadi akan dihukumi bid'ah bagi orang yang tidak sepaham. Misalnya kreasi Khalifah Utsman bin Affan yang mempelopori adzan setiap sholat Jumat sebanyak dua kali. Shahabat Abu Hurairah berdzikir membaca tasbih 12.000 kali perharinya sebelum tidur. Shofiyah (istri Nabi) dzikir rutinnya 4000 kali. Shahabat Bilal bin Rabah melakukan shalat sunnah wudhu sehabis wudhu sebagai bentuk rasa syukur dll. Dizaman sesudahnya, kata orang Aswaja, adalah cicit Nabi sendiri yaitu Imam Ali Zainal Abidin bin Hussain bin Ali bin Abu Thalib dikenal seorang tabi'in yang hidupnya zuhud dalam sehari semalamnya shalat sunnah 1000 rakaat. Imam Ahmad bin Hanbali pemuka Madzab Hanbali yang hidup pada zaman generasi salaf juga dikenal zuhud yang kesehariannya secara rutin shalat sunnah 300 rakaat. Imam Ahmad bin Hanbali juga dikenal imam ahli hadist karena hafal satu juta hadits. Kata orang Aswaja, banyak orang-orang pesantren *mengamalkan hizib-hizib* (kumpulan dzikir) ciptaan ulama terdahulu. Misalnya, Hizib Bukhari dari Imam Bukhari, Hizib Ghazali dari Imam Ghazali, Hizib Nawawi dari Imam Nawawi dan lain-lain. Tetapi kata orang Salafi, hizib-hizib itu bid'ah, apakah Nabi mendelegasikan menyusun dzikir-dzikir seperti hizib-hizib itu? Demikianlah perbedaan Salafi dan Aswaja dalam menafsirkan hadits tentang bid'ah. *MEMAHAMI SUNNAH* Sunnah itu lawan kata dari bid'ah. Adapun pengertian *SUNNAH* (Sunnah Nabi) itu tidak hanya yang dicontohkan atau dilakukan Nabi saw saja _(sunnah fi`liyah),_ tetapi apa yang diucapkan/disabdakannya termasuk sunnah juga _(sunnah qouliyah)_ -- bahkan apa yang dilakukan para sahabat walaupun nabi tidak mencontohkan atau menyuruh tetapi nabi tidak melarang/membolehkannya sebagai amalan disebut juga sunnah _(sunnah taqririyah)_ seperti sahabat Bilal sholat sunat wudlu dan sahabat Abu Hurairah ra memiliki amalan wirid membaca dzikir tasbih 12.000 x setiap harinya sebelum tidur, istri Nabi Shafiyah perharinya menghitung dzikir 4000 kali sebagai wiridan. Ini *bukan berarti mengkhususkan* amalan, tetapi menjaga agar menjadi istiqomah dalam berdzikir. Jadi jangan dibatasi sunnah Nabi itu *fi'liyah* saja (yang nabi contohkan) -- ada contoh dari Nabi tidak? Apakah Nabi melakukannya? Ini sangat mempersempit agama itu sendiri. Bahkan yang tidak ada dalilnya saja, kalau di Quran dan Hadits tidak ditemukan atas suatu masalah -- ada perintah untuk berijtihad, mosok yang jelas-jelas bersesuaian dengan qola Allah dan qola Rasul (walau Nabi tidak memberi contoh) dilarang? Kadang-kadang ditemui juga sikap tidak ilmiah, ketika dalil-dalil itu ditunjukkan -- maka bukan lagi dalil yang akan ditanyakan --- tetapi akan bergeser, "Apakah Nabi melakukannya?". Jadi disinilah pentingnya memahami *As-Sunnah* itu, tidak hanya sebatas contoh perbuatan Nabi (fi'liyah) saja, tetapi juga meliputi sabdanya (qouliyah, qola Rasul) dan bahkan kebolehan setujunya (taqririyah). Untuk lebih jelasnya silahkan simak video berikut 👉kzread.info/dash/bejne/lIx4s7OrebOdqrg.html 🌾💯,

  • @HaryantoSMP1PaliyanGK

    @HaryantoSMP1PaliyanGK

    5 ай бұрын

    @Alafaqi.official.channel *Makna KULLU: Menurut Syarah Shahih Muslim.* Imam Nawawi ra dalam *Syarah Hadits Shahih Muslim* mengatakan : _"Sabda Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Kullu bid’ah dholalah”, ini adalah kata-kata umum yg dibatasi jangkauannya. Maksud “Kullu bidah dholalah”, adalah sebagian besar bid’ah itu sesat, bukan seluruhnya.”_ Hadits : _"Pada habbatus sauda’ (jintan hitam) adalah obat yang bisa menyembuhkan semua (kullu) penyakit kecuali kematian."_ (HR Bukhari dan Muslim). Lafadz "kullu" disini tidak bisa diartikan semua penyakit bisa disembuhkan dengan _habbatus sauda',_ tapi sebagian penyakit sesuai keterangan dari Imam Ibnu Hajar ra bahwa penyakit yang disembuhkan oleh _habbatus sauda’_ adalah penyakit yang bersifat dingin, adapun sakit yang bersifat panas tidak bisa disembuhkan dengannya. Kullu artinya bisa *semua* tetapi juga bisa *sebagian,* tergantung teks/konteks-nya. Contoh lafadz "kullu" bermakna sebagian (tidak mutlak semua) dalam Al Quran adalah ayat dari : Surat al-Ahqof: 25. Surat al-Anbiya’: 30. Surat al-An’am : 44. Surat an-Naml : 23. Dan juga beberapa hadits. Intinya dalam hal ini memahami AlQuran-Hadits tidak cukup dengan "terjemahan bahasa Indonesia," sebab kadang ada yang tidak tepat sesuai makna kalau diterjemahkan (terjemahan) dengan Bahasa Indonesia tetapi harus menggunakan bahasa aslinya Arab yang dalam ilmu balaghah/ba'di disebut dengan *"Jinasut Tam"* yaitu dua kata yang sama dalam satu kalimat tetapi maknanya berbeda. Contoh 1 : Dalam hadits bid'ah kata _kullu_ yang pertama bermakna "sebagian", sementara _kullu_ yang kedua bermakna "semua". Bila diterjemahkan dihadits bid'ah itu maksudnya *_sebagian_*_ bid'ah itu sesat, dan _*_semua_*_ (bid'ah yang sesat) itu masuk neraka._ Begitulah maksudnya, dua kata yang sama (kullu) dalam satu kalimat tetapi artinya berbeda. Contoh 2 : Didalam ayat al Quran juga disebutkan: _"Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa; “mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja).”_ (QS ar Rum: 55). Ayat diatas ada dua kata "saat" (waktu) dalam satu kalimat. Tetapi _saat_ yang pertama maknanya *"waktu hari kiamat"* sedangkan _saat_ yang kedua maknanya *"waktu sekejap".* Contoh 3 : Nabi SAW pernah bersabda: _"Sesungguhnya (wajibnya) air adalah karena air."_ (HR Muslim). Hadits diatas ada dua kata yang sama dalam satu kalimat, tetapi maknanya berbeda, yaitu _ma'i_ (air). Di hadits itu kata _ma'i_ yang pertama bermakna "air untuk mandi," sedangkan _ma'i_ yang kedua bermakna "air mani." Makna hadits tersebut wajibnya mandi dengan air adalah karena memancarnya air mani. Apakah kita akan katakan Nabi SAW dan Al Quran tidak konsisten karena menyebutkan dua kata sama dengan makna yang berbeda dalam satu kalimat? Orang yang memahami Balaghoh justru akan menganggap ini adalah keindahan dari bahasa al Quran dan hadits yang dinamakan dengan "Jinasut Tam." Begitulah pula tidak ada halangan untuk mengartikan dua kata kullu dalam hadits bidah dengan dua makna berbeda. Sebab memang ada qorinah yang menunjukkan demikian yakni ucapan Sayidina Umar ra dan hadits _man sanna sunnatan._

  • @zhulfizalwa5943
    @zhulfizalwa59432 жыл бұрын

    Bismillah, Washalatu wassalamu'ala Rasulillah amma ba'du,... Maa syaa Allah pembahasan nya tentang BID'AH sangat jelas Ustadz,...tapi kenapa diwaktu yang lain BID'AH dalam Syariat semua jadi boleh bahwa ada kalimat kalau boleh mengutip,... antum itu BID'AH semua mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki,...dan bahkan jadi kabur jadinya,... dan yang lebih ironis nya lagi ada BID'AH Hasanah dan ini bisa menyesatkan Umat Ustadz,...tolong klarifikasi nya lagi Ustadz,...agar Umat/Thollabul Ilmi tidak ngawur dalam/sesat dalam memahami BID'AH,. . Semoga Allah Subhanahu Wata'ala selalu memberi Hidayah dan Taufiq-nya aamiin. Barakallahu Fiikum. #DakwahTauhid #ManhajSalaf #MuliyahDenganSunah

  • @zhulfizalwa5943

    @zhulfizalwa5943

    2 жыл бұрын

    kzread.info/dash/bejne/iKCIp7KmcqTTo9o.html Bismillah, Washalatu wassalamu'ala Rasulillah amma ba'du,... Na'am Ustadz,...ini ada Video sebagai referensi yang satu jelas dan terukur, dan yang satunya kabur dan berpotensi menyesatkan, mohon klarifikasi nya, Ustadz,... Tentang BID'AH sesuai Syari'at,...Jangan sesuai selera pasar karena kalau ini yang terjadi baru belajar, semisal ana/awam dalam memahami Islam yang Murni Yang datang nya dari Allah dan Rasul-Nya,...ngga bisa lagi bedakan mana Sunah Rasulullah dan mana BID'AH dalam Syari'at,... Jazakamallahu Khairan wa Barakallahu Fiikum.

  • @bundaputri220

    @bundaputri220

    Жыл бұрын

    Allahumma shalli wa sallim 'ala nabiyyina Muhammad.. *Alhamdulillah...Like 💞👍* Baarokallahu fiikum

  • @bundaputri220

    @bundaputri220

    Жыл бұрын

    @@zhulfizalwa5943 Subhanallah...💞👍

  • @lilisasmara4012
    @lilisasmara4012 Жыл бұрын

    Kalo cucunya abu pintar kakenya pun pintar.

  • @fahrujiji-jt5cj
    @fahrujiji-jt5cj Жыл бұрын

    Kbnyakn sponsor x

  • @fahrujiji-jt5cj
    @fahrujiji-jt5cj Жыл бұрын

    Iklan x kebnyakan